BACA JUGA:Hertz MPS 250 S4 Subwoofer 10 Inci dengan Dimensi Compact, Double Magnet Tingkatkan Peforma
Terutama untuk pasar ekspor Indonesia yang berjumlah 80 negara, namun jika semua siap termasuk produsen komponen, maka ekspor ke 80 negara itu bisa tetap terjaga atau kalau bisa dibilang bisa ditingkatkan.
“Berdasarkan proyeksi internal Kemenperin, jumlah kendaraan ICE yang beredar pada tahun 2030 sebanyak 25,8 juta unit dan menghasilkan emisi 92.2 juta ton CO2. Dalam rangka dukungan pengurangan Emisi CO2, Kementerian Perindustrian mengeluarkan kebijakan pengembangan industri kendaraan bermotor emisi karbon rendah yang diatur dalam Permenperin No. 36 Tahun 2021,” papar Irjen ILMATE.
Dr. Ir, Agus Purwadi, M.T dari perwakilan dari institusi dan pendidikan, menegaskan bahwa kesiapan ekosistem ini juga menjadi kuncian bagaimana elektrifikasi otomotif di Indonesia lebih gampang diterima.
BACA JUGA:Geng Konsorsium Tersengat Lini Masa
BACA JUGA:PSM Makassar Menang Dramatis Atas Rans Nusantara 1-2
Agus menjelaskan bahwa elektrifikasi otomotif ini akan sangat terpengaruh dari kebijakan pemerintah.
Bukan hanya untuk penggunaan di kota-kota besar, namun juga untuk penggunaan di seluruh Indonesia.
Hal ini akan menentukan bagaimana masyarakat bisa menerima kendaraan tipe baterai ini dengan cepat atau tidak.
“Saya melihat bahwa industri yang paling cepat menangkap dan beradaptasi dengan perubahan adalah industri otomotif,” tambah Agus.
BACA JUGA:Catatan Buruk Darwin Nunez di Laga vs Palace, Buang-buang Peluang Berujung Kartu Merah
BACA JUGA:Selain Ferdy Sambo, Novel Bamukmin Minta Irjen Fadil Imran Juga Harus Dinonaktifkan!
Msih dengan Agus, memang kendaraan tidak ada yang benar-benar terbebas dari emisi gas buang, tapi dari sisi presentase yang ada, kita bisa bilang energi yang digunakan adalah energi terbarukan.
“Saat ini tinggal bagaimana pemerintah memberikan regulasi yang tepat dan menguntungkan bukan hanya dari sisi industri, namun juga lebih jauh ke masyarakat,” ujar Agus.