Rencannya nanti setelah 90 menit peluncuran, bagian atas roket akan mendorong Orion keluar dari orbit Bumi untuk penerbangan 42 hari dengan jarak tempuh hingga jarak 60 mil dari permukaan bulan dan setelah itu kembali ke bumi.
Sebelumnya pesawat antariksa NASA hanya mengirbit sekitar 40.000 mil (64.374 km) di luar bulan.
Diperkirakan kapsul saat kembali ke bumi akan jatuh di wilayah Pasifik pada 10 Oktober 2022 mendatang.
BACA JUGA:4 Tuntutan Aliansi Ojol di Depan Gedung MPR/DPR RI, Tuntut Revisi Perjanjian Kemitraan.
Meskipun penerbangan ini tanpa wak, namun Orion akan membawa awak simulasi yang terdiri dari tiga manekin dimana satu pria dan dua wanita manikin yang dilengkapi dengan sensor untuk mengukur tingkat radiasi dan tekanan lain yang akan dialami astronot.
Tujuan utama misi ini adalah untuk menguji daya tahan pelindung panas Orion saat memasuki kembali atmosfer bumi dengan kecepatan 24.500 mil (39.429 km) per jam, atau 32 kali kecepatan suara.
Kecepatan ini lebih cepat dari pada kapsul astronot yang umumnya kembali dari orbit rendah ke bumi.
"Target ini adalah prioritas utama yang harus kami capai," kata direktur penerbangan utama Rick LaBrode.
BACA JUGA:Fantasi Seksual Ferdy Sambo Dinilai Tidak Normal, Ahli 'Terawang' Tanda Tangannya: Itu Biasanya..
BACA JUGA:Pelecehan di Magelang Bohong Besar, Kamaruddin: Putri Candrawathi Kecentilan Kirim Foto ke..
Dalam kembalinya kapsul tersebut, diperkirakan akan menaikkan suhu di luar kapsul hingga hampir 5.000 derajat Fahrenheit (2.760 Celcius).
"Itulah yang akan menyatukan kapsul dan menyelamatkan para astronot,” tambah Rick.
Salah satu tujuan utama dari program ini di mana NASA ingin mengirim kembali astronot ke permukaan bulan pada 2025 mendatang.