Sayangnya, tiga orang yang dimaksud Bharada E ada di lokasi yakni Ferdy Sambo, Bripka Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf tidak disertakan dalam memperagakan adegan itu, Polisi beralasan ketiganya tidak dihadirkan karena ada perbedaan keterangan.
Pengakuan Ferdi Sambo
Versi Ferdy Sambo ke penyidik, dirinya hanya memerintahkan Bharada E untuk menghajar Brigadir J. Dia pun mengaku panik dan bingung ketika melihat Brigadir J terkapar.
Ferdy reflek mengambil senjata Brigpol Nofriansyah Joshua jenis HS dan dirinya menembakkan ke dinding atas tangga beberapa kali sehingga seolah-olah ada kejadian tembak menembak.
BACA JUGA:Mahalnya Pengakuan Sambo
Ferdy menyatakan tak ingat berapa kali dia melepaskan tembakan ke arah dinding. Dia hanya ingat meletakkan pistol HS-9 itu di sebelah jenazah Yosua.
Setelah itu Ferdy Sambo memindahkan Putri Candrawathi ke rumah pribadi yang panik dan syok akibat peristiwa berdarah tersebut.
Ferdy juga mengaku sempat menghampiri istrinya Putri Candrawathi yang berada di dalam kamar. Mantan Kadiv Propam yang baru saja dipecat dari keanggotaan Kepolisian mengaku istrinya disebut ketakutan dan menangis.
Ferdy menyebut Putri Candrawati sempat keluar kamar dengan menutupi wajahnya agar tak melihat jenazah Brigadir J yang bersimbah darah.
BACA JUGA:Eliezer vs Sambo: Duren Tiga Wahana Adu Nyali Mengurai 54 Hari Kematian Brigadir Yosua
Tak berselang lama Ferdy Sambo memberikan instruksi kepada Ricky untuk membawa Putri ke rumah pribadinya di Jalan Saguling III yang berjarak kurang dari satu kilometer dari rumah dinasnya.
Pengakuan versi Ferdy Sambo ini berbeda juga dengan keterangan yang pernah disampaikan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kepada publik.
Kapolri jelas sekali menyebut bahwa fakta yang ditemukan tim khusus bentukannya adalah Bharada E menembak Yosua atas perintah Ferdy.
Pisau Kuat Ma'ruf
Kuat Ma’ruf, salah satu tersangka pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, membawa dua pisau dari rumah di Magelang. Dua pisau inilah yang digunakan untuk mengancam Yosua.
Kuat adalah sopir dan bekerja lama dengan Ferdy Sambo. Ia yang mengancam Brihadri J atau biasa disapa Yosua itu naik ke lantai atas, atau kamar Putri Candrawathi di Magelang. Ancaman ini diduga disebabkan peristiwa antara 4 dan 7 Juli 2022.