BACA JUGA:Bersaing Dapatkan Gelar LaLiga, Xavi Hernandez Tebar 'Ancaman' ke Real Madrid
Gedung Putih kemudian menyebut transaksi tersebut sebagai pembelian potensial.
Akan tetapi juru bicara keamanan nasional John Kirby melakukan klarifikasi bahwa tidak ada indikasi bahwa pembelian terasebut telah selesai dilakukan serta tidak ada juga indikasi jika senjata tersebut akan digunakan di dalam invasi Rusia ke Ukraina.
Setiap ekspor senjata Korea Utara ke Rusia merupakan melanggar resolusi PBB yang melarang negara itu mengimpor atau mengekspor senjata, dan Rusia telah membantah tuduhan itu serta menuntut agar Amerika memberikan bukti.
Selain itu pihak Washington juga telah menuduh Iran memasok drone ke Rusia untuk digunakan dalam melakukan invasi ke Ukraina, di mana tuduhan tersebut telah dibantah oleh Teheran.
BACA JUGA:Drift Camp Kembali Ajak Ngedirft Bareng, Ajang Latihan dan Berbagi Sesama Drifter Tanah Air
BACA JUGA:Nama Tito Karnavian Terseret Kasus Gubernur Papua Lukas Enembe, Mendagri: Sahabat Lama Saya
Pejabat Korea Utara mengatakan kepada pihak Amerika untuk berhenti membuat pernyataan yang sembarangan dan tidak berisik.
Akan tetapi Korea Utara mengatakan bahwa mereka memeliki hak yang sah jika ingin mengekspor dan mengimpor peralatan militer.
Pejabat itu juga menekankan bahwa Pyongyang tidak pernah mengakui sanksi Dewan Keamanan PBB karena menganggap bahwa aturan tersebut dibuat oleh Amerika dan negara sekutunya.
Korea Utara tetap menjalin hubungan dengan Rusia saat sebagain besar negara di dunia mengutuk invasi Rusia ke Ukraina.