JAKARTA, DISWAY.ID – BKKBN gandeng Badan Pangan Nasional tingkatkan ketahanan pangan dan gizi masyarakat Indonesia.
Gayung pun bersambut, di mana Badan Pangan Nasional mendukung Badan Kependudukan dan BKKBN dalam upaya mempercepat penurunan prevalensi stunting.
Kerja sama kedua Lembaga Negara non Kementerian ini diwujudkan dalam Nota Kesepahaman tentang sinergitas ketahanan pangan dan gizi untuk anak-anak di Indonesia.
Kepala Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menilai Badan Pangan Nasional berperan sangat penting dalam upaya percepatan penurunan prevalensi stunting.
BACA JUGA:Kelebihan BPKB Elektronik yang Bakalan Diterbitkan Korlantas Polri, Bisa Cek History Kendaraan
Hasto menjelaskana bahwa kalau dipetakan secara umum maka irisan yang harus kita bangun itu pertama data.
Kita harus bisa membangun irisan data daerah yang rawan pangan dengan daerah prevalensi stunting.
“Kami sudah punya data keluarga risiko stunting by name by address yang nanti akan dikombinasikan dengan data Badan Pangan Nasional, daerah rawan pangan maka daerah itu jadi prioritas," ujar Hasto.
Dengan adanya lokasi prioritas maka bisa ditentukan strategi yang akan digunakan.
BACA JUGA:Popularitas Partai Perindo Kalahkan Parpol Parlemen
BACA JUGA:Bukan Nagita Slavina, Ini Sosok Haidhar Wurjanto, Pendiri Sekaligus Pemilik Es Teh Indonesia
Hasto memberi contoh misalnya apakah dengan pemberdayaan untuk meningkatkan ekonomi warga atau melalui pemberian makanan langsung.
“Dengan memberikan makanan langsung, BKKBN sudah punya wadah, namanya Kampung Keluarga Berkualitas,” kata Hasto.
Salah satu fokus dari kerja sama Badan Pangan Nasional dan BKKBN dalam upaya percepatan penurunan stunting adalah pemetaan daerah-daerah rawan pangan dan serta solusi yang harus dilakukan.