Dijelaskan Iis, bahwa karena Kangean dikelilingi banyak pulau, maka tradisi selama maulid juga berbeda.
Hal tersebut tentu saja menyesuaikan dengan kondisi warga sekitar. “Ada warga Kangean yang merayakan maulid di atas perahu,” ungkapnya.
Pulau Kangean memiliki luas 668 km dan pulau terbesar di kepulauan ini memiliki luas 188 km.
BACA JUGA:75 Khatib Sumenep Dikumpulkan Densus 88 Cegah Paham Radikal
Berjarak sekitar 100 km dari Kabupaten Sumenep dan transportasi yang bisa digunakan untuk menuju pulau ini adalah kapal laut.
Pada cuaca normal, waktu yang dibutuhkan untuk sampai di Kangean antara 9 sampai 10 jam. Kapal laut bertolak dari Pelabuhan Kalianget Sumenep menutu Pelabuhan Batu Gulok Kangean.
Masyarakat di sana biasa menggunakan transportasi laut ini untuk urusan personal maupun perdagangan. Ada dua jenis kapal yang bisa digunakan.
Pertama, kapal laut yang dikelola PT Dharma Lautan Indonesia dan Sumekar Line milik Pemerintan Kabupaten Sumenep.
Kedua, ada Kapal Express yang dikelola perusahaan swasta. Menggunakan kapal ini, perjalanan yang ditempuh dari Sumenep ke Kangean hanya membutuhkan waktu sekitar 3,5 sampai 4 jam saja.
Masyarakat Kangean dikenal memiliki bahasa tutur yang beragam. Ada bahasa Bajo, Mandar, Makasar, dan beberapa bahasa daerah lain yang berasal dari Sulawesi.
Konon, banyak pelayar dari Sulawesi yang datang dan sebagian dari mereka kemudian menetap di Kangean. Ada juga yang memakai bahasa Kangean.
Oleh sebagian orang, bahasanya dianggap mirip dengan bahasa Madura. Tetapi kenyataannya, sebagian orang Madura tidak memahami bahasa Kangean.
Mengingat pulau Kangean masih tergolong alami, banyak wisata alam yang terdapat di pulau ini. Di antaranya ada Pemandian Celgung, Jembatan Ajaib, Pemandian Olbek, dan Goa Kuning.
Pemandian Celgung ini memiliki mata air alami. Hal ini menjadi daya pikat bagi para pengunjung. Ada juga Jembatan Ajaib yang memiliki mitos terkenal. Konon, jembatan ini dulunya muncul secara tiba-tiba yang diyakini muncul setelah warga melihat kilatan cahaya di sekitar laut.
Jembatan menjadi salah satu ikon fenomenal yang kerap dikunjungi wisatwan ketika berkunjung di Kangean. Sementara itu, Pemandian Olbek terkenal karena pemandian ini dikelilingi oleh pohon rindang.
Suhu udara di kawasan pemandian ini juga relatif dingin. Pakaian yang tebal disarankan untuk pera wisatawan yang berkunjung di kawasan ini. Pada masa penjajahan Belanda, Goa Kuning difungsikan sebagai tempat persembuyian.