“Kemungkinan kemampuan untuk seolah-olah tenang itu karena pelaku memang sudah merencanakan aksinya dengan matang, termasuk soal-soal detail seperti saat keluar dari TKP,” sambungnya.
Ketika Rudolf Tobing tampak tersenyum membawa troli berisikan jasad korbannya, itu dijadikannya sebagai upaya manipulasi dari perasaan tegang yang tengah ia rasakan.
BACA JUGA:Waspada! Virus Omicron Subvarian XBB Terdeteksi di Indonesia, Kenali Gejalanya
BACA JUGA:Inilah Deretan Pemain Termahal dalam Sejarah Piala Dunia
Salah satu tanda yang bisa mengukur ketegangan Rudolf Tobing yakni terlihat dari gerak gerik tangannya.
“Bisa dilihat bahwa yang bersangkutan memegang pegangan troli atau memain-mainkan tangan. Itu indikasi tegang,” ucap Adrianus.
Sang pakar kriminologi itu juga memuji urat berani yang dimiliki Rudolf Tobing karena masih bisa membawa jasad korbannya di troli masuk ke dalam lift.
"Maka ia masuk dalam bawah sadar orang perihal anomali pikiran orang yang tidak mungkin berpikir sejauh itu.” jelas Adrianus.
BACA JUGA:Intip keindahan Pantai Menganti Kebumen New Zealand Jawa Tengah
BACA JUGA:Cristiano Ronaldo Harus Ikuti Sikap Lionel Messi, Jangan Ambekan!
Sebelumnya diketahui bahwa tersangka Rudolf diketahui sempat mencari cara lain dalam menghabisi nyawa korban dan Rudolf.
Bahkan disebut-sebut sang pelaku sampai menyempatkan diri untuk mempelajari cara membunuh korban tanpa suaradi internet.
"Pelaku men-searching lagi bagaiman cara membunuh orang supaya tidak bersuara. Itu dipelajari selama tiga hari," lanjut AKBP Panji.
Untuk diketahui, Rudolf ditangkap atas pembunuhan kepada Icha di yang jasadnya ditemukan terbungkus plastik hitam pada Selasa 18 Oktober 2022 di Bekasi.
BACA JUGA:Daftar Skuad Prancis di Piala Dunia 2022, Didier Deschamps Otak-atik Pemain, Ada yang Dibuang?
Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi juga mengatakan, Rudolf Tobing menyimpan dendam kepada Icha karena dianggap telah mengkhianati pertemanan mereka.