Tempeh alias tempe, ternyata pertama kali ditemukan dalam Serat Centhini, yang merupakan sebuah kompilasi legenda, tradisi dan ajaran Indonesia abad ke-17 yang diterbitkan pada tahun 1815 di bawah kekuasaan Raja Pukubuwono V dari Kerajaan Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia.
Keaslian Tempeh atau Tempe
Perlu ditetahui proses produksi Tempeh atau Tempe sendiri berawal dari pemilihan kacang kedelai, perendaman, perebusan dan fermentasi.
Tempe merupakan produksi asli yang ditemukan di Indonesia, khusus di Jawa Tengah dan Timur Indonesia.
Sehingga keunikan makanan tradisional ini bukanlah berasal dari Cina maupun Jepang. Sebab, Tempe sudah ada sebelum tahun 1800.
Orang luar seperti di Cina hanya mengenal Tahu. Asal usulnya berawal dari budaya imigran Cina pada abad ke-17 lalu.
Imigran Cina datang ke Indonesia dan memperkenalkan cara pembuatan atau produksi Tahu di kawasan Jawa saat ini.
BACA JUGA:Fitur Microplastic Collecting Device Bersihkan Sampah Plastik di Laut Dengan Mesin Tempel Suzuki
Kandungan Protein Pada Tempe
Tempe yang diproses dengan cara fermentasi disebut dapat meningkatkan jumlah protein larut secara drastis hingga 61,7 persen.
Tempe yang difermentasi juga dapat meningkatkan aktivitas antioksidan dan kandungan serat serta menurunkan kadar anti hara (oligosakarida).
Fermentasi tempe meningkatkan kadar protein sebesar 15-20%, serat sebesar 48%, dan asam amino bebas 5,5-9%.
Fermentasi tempe juga meningkatkan total kandungan fenolik 2,78 kali lipat dan kapasitas antioksidan 1,80 hingga 1,94 kali lipat.
BACA JUGA:Mantul! Sayur Asem dan Tempe Mendoan Masuk Daftar Makanan Vegetarian Terbaik di Dunia
Penelitian pada Tempe ditemukannya potensi manfaat kesehatan pada usus, fungsi kognitif, kesehatan paru-paru, kesehatan kardiovaskular, anemia, kesehatan hati, kesehatan tulang, diabetes melitus tipe 2, obesitas, pemulihan otot rangka, dan kekurangan gizi.
Sebagian besar manfaat kesehatan dalam tempe ini terkait dengan isoflavon, protein, mineral, serta kandungan para- dan probiotik dalam tempe.