Namun, rencana itu batal lantaran dirinya harus ke Jerman dan baru pulang pada 1976.
Hingga kemudian Roy Marten menyelip dengan tampil di Bobby pada 1974.
Ketika pulang ke Indonesia, Rudy Salam kemudian ditarik oleh sutradara Motinggo Busye untuk film Sejuta Duka Ibu pada 1977.
Kala itu, adiknya, Roy Marten sudah dikenal sebagai bintang film yang sedang naik daun.
BACA JUGA:Viral Isa Zega dan Lucinta Luna Ribut di Tempat Umum, Gelutnya Kurang Laki!
BACA JUGA:Bukan Hanya di Bogor, Kasus Pura-pura Meninggal Ternyata Pernah Dilakukan 8 Orang Terkenal Ini
Film dan Sinetron Rudy Salam
Namun popularitas Roy tak menghalangi Rudy untuk eksis.
Namanya langsung melejit dan menarik minat industri film.
Ia pun langsung mendapatkan tawaran bermain dalam empat film, Garis-garis Hidup, Yang Muda Yang Bercinta, Jakarta Jakarta, dan Noda dan Asmara pada 1977.
Dalam setahun pada dekade itu, ia bisa bermain lebih dari lima film.
Beberapa judul yang terkenal dari Rudy Salam adalah Ali Topan Detektif Partikelir Turun ke Jalan (1979), Wanita Segala Zaman (1979), Ketika Cinta Harus Memilih (1981), Sundelbolong (1981), Langkah-langkah Pasti (1989).
Saat itu, Rudy Salam dan Roy Marten dikenal sebagai aktor kakak beradik yang sukses dan diincar banyak produser.
BACA JUGA:Lionel Messi Wajib Raih Gelar Piala Dunia 2022 di Qatar: Dia Bakal Diakui Sebagai Pemain Terbaik!
BACA JUGA:Kurang Puas Penanganan Polda Jatim, Keluarga Korban Kanjuruhan Lapor Bareskrim Polri
Bukan hanya di dunia layar lebar, Rudy Salam terus bertahan hingga televisi swasta muncul dekade '90-an.