INGGRIS, DISWAY.ID-- Jeremy Hunt yakni Menteri Keuangan Inggris mengumumkan bahwa negaranya itu mengalami resesi, pada Kamis 17 November 2022.
Hal ini membuat Inggris melahirkan penghematan anggaran sebesar 55 miliar pounds (Rp 1 kuadriliun) dari kenaikan pajak dan pemotongan dana belanja.
BACA JUGA:CEO GoTo Umumkan PHK Besar-besaran, Janji Beri Kompensasi 1300 Karyawan Terdampak
BACA JUGA:Induk Perusahaan Shoppe Lakukan PHK Besar-besaran, 7000 Karyawan Kena Pecat
Bersama dengan anggota tertinggi kedua pemerintah Inggris Perdana Menteri Rishi Sunak, Hunt membuat pernyataan mencengangkan, membuat anggota parlemen yang tengah berkumpul di House of Commons ketar-ketir mendengar pidato keuangannya selama satu jam dalam The Autumn Statement (rencana musim gugur).
Akan ada langkah-langkah menyakitkan untuk stabilitas keuangan dan menyatakan bahwa mereka akan meringankan daripada memperburuk penurunan.
BACA JUGA:Pj Gubernur Tunggu Arahan Kemenag Soal Sponsor Renovasi JIC dari Pangeran MBS
Dikutip dari kantor berita AFP pada Kamis 17 November 2022, Kantor Pengurus Anggaran Inggris menilai jika sekarang Inggris mengalami resesi seperti negara-negara lain.
Jeremy Hunt dan Perdana Menteri Rishi Sunak akan melakukan tindakan tegas, setelah Truss mengeluarkan paket pemotongan pajak tanpa didanai, sehingga menyebabkan rasa panik di pasar keuangan, meskipun ekonomi Inggris sedang mengalami penurunan.
BACA JUGA:Bukan Harun Yahya, Ini 6 Orang dengan Vonis Penjara Terlama Sepanjang Sejarah
BACA JUGA:Perusahaannya Jadi Tersangka Kasus Gagal Ginjal Akut, Bos CV Samudera Chemical Buron!
Nilai uang Pound mengalami penurunan terhadap dollar AS pada akhir September 2022, setelah kegagalan yang dilakukan Truss karena tidak mengungkap dampak pemotongan pajak terhadap pertumbuhan inflasi.
Sebuah peringatan keluar dari Bank of England yan menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi, yang mana bahwa ekonomi Inggris memiliki kemungkinan mengalami resesi panjang hingga pertengahan 2024 mendatang.