JAKARTA, DISWAY.ID-- Maskapai penerbangan, AirAsia Group diketahui menjadi korban serangan ransomware oleh Daixin Team pada tanggal 11 hingga 12 November lalu.
Daixin Team telah menyandera data pribadi dari 5 juta penumpang maupun karyawan AirAsia.
BACA JUGA:Kasus Dugaan Suap Mantan Rektor Unila, KPK Panggil 3 Saksi Lagi
Situs DataBreaches mendapatkan kiriman data sampel dari Daixin Team yang juga dikirimkan ke AirAsia Group dalam bentuk dua file berformat .csv.
Dokumen pertama, berisi data penumpang. Sementara dokumen kedua mencakup informasi karyawan, yakni rincian nama, tanggal lahir, negara tempat lahir, lokasi, tanggal mereka mulai bekerja dan "pertanyaan rahasia" beserta jawabannya.
BACA JUGA:Program PTSL Berjalan di Tahun Kelima, Kementerian ATR BPN Pastikan Target Tuntas Berkualitas
BACA JUGA:Innalilahi! Banjir Bandang Terjang Jeddah, 2 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia
Juru Bicara Daixin mengungkapkan saat menerima sample data, pihak AirAsia langsung bertanya teknis penghapusan data perusahaan di sistem Daixin, apabila pihak maskapai sanggup membayar biaya tebusan.
Namun, AirAsia tidak melakukan negosiasi biaya tebusan agar harga lebih murah terkait penawarannya.
BACA JUGA:Kehadiran Fitur Modern Jadi Poin Penting Sebelum Meminang Mobil Keluarga
Sehingga juru bicara Daixin menilai hal tersebut sebagai indikasi bahwa perusahaan AirAsia tidak berniat membayarnya, dikutip dari laman DataBreaches.
Besaran biaya tebusan untuk penghapusan data tidak diketahui dan belum diungkapkan oleh Daixin.
Sebagai informasi tambahan, ransomware umumnya menggunakan file jahat untuk mendeteksi semua data ke server korban. Sehingga mereka harus membayar uang tebusan untuk mengakses kembali data tersebut.