BACA JUGA:Apes, Bandar Narkoba Kampung Bahari Tertangkap Polisi Saat Antar Sabu ke Hotel
Dengan dilakukannya praktik tersebut pada jaringan maskapai penerbangan, akan berakibat mengganggu operasional penerbangan.
Kendati demikian, pihak Daixin mengklaim bahwa mereka tidak mengunci atau mengenkripsi file penting terkait peralatan terbang sebab dapat mengancam jiwa.
Daixin juga menilai sistem di AirAsia cukup buruk. Hal ini justru membuat perusahaan selamat dari serangan lebih lanjut.
BACA JUGA:10 Manfaat Daun Singkong untuk Kesehatan yang Belum Diketahui Banyak Orang
BACA JUGA:Pilu, 3 Jenazah Santri Korban Gempa Diantar Satu Ambulans ke Kampung Halaman
Selain membocorkan data penumpang dan karyawan AirAsia, tim peretas mengancam akan mengungkap lebih banyak data termasuk informasi pintu belakang (backdoors) jaringan AirAsia Group ke forum peretas.
Tim peretas Daixin Team sudah menjadi buronan Badan Intelijen AS (FBI), Badan Siber AS (Cybersecurity and Infrastructure Security Agency/CISA), serta Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS (Department of Health and Human Services/HHS).
Kelompok peretas ini diklaim sebagai organisasi kejahatan dunia maya yang aktif menargetkan entitas Amerika Serikat. Peretasan berfokus pada sektor kesehatan menggunakan ransomware dan operasi pemerasan data.