Asal dari semua material baterai tersebut harus diketahui agar dapat memastikan proses baterai yang berkelanjutan.
BACA JUGA:Waspada Sesar Lembang Aktif! Gempa Bumi Magnitide 6,5 Sampai 7 SR Ancam Bandung Barat dan Sumedang
Sedangkan di Amerika Serikat sangat penting untuk mengetahui hal tersebut karena akan berkaitan dengan pajak kendaraan.
Selain itu di Amerika sendiri setiap pembalian mobil listrik akan mendapatkan insentif hingga seratus jutaan rupiah.
Akan tetapi beberapa pabrikan mobil tidak begitu yakin dengan program ini karena akan sangat sulit untuk melacak sumber dari material baterai yang digunakan.
Menurut GAB, Battery Passport adalah representasi digital baterai yang menyampaikan informasi tentang semua persyaratan ESG dan siklus hidup yang berlaku berdasarkan definisi komprehensif baterai berkelanjutan.
BACA JUGA:Toyota bZ4X Ternyata Lebih Cocok di Daerah Tropis, Toyota Ungkap Faktanya
BACA JUGA:Polisi Ringkus Pria Bawa Linggis Teriak 'Ini Riba', Nekat Masuk ke Sebuah Bank di Kembangan
Setiap Battery Passport akan menjadi data digital dari baterai fisiknya yang diaktifkan oleh platform Battery Passport’digital.
Battery Passport ini akan memeberikan berbagi informasi dan data dengan aman secara global.
Proyek ini dipimpin oleh komite pengarah GAB, yang diketuai bersama oleh Tristan Mecham, manajer proyek Tesla untuk sumber yang bertanggung jawab.
BACA JUGA:New Xpander Cross Punya Harga Jual Kembali Tinggi, Konsumen: Ini Mobil Trendsetter!
BACA JUGA:TVS Kini Hadir di Gresik, Membawa Warna Baru di Kota Industri
Menurut Simon Thibault selaku Direktur Senior GAB utnuk Investissement Québec, mengatakan bahwa Tesla telah mengunjungi perusahaan pertambangan lokal di Quebec.
Selain itu saat ini juga sedang mencari lokasi pabrik yang potensial.