Seperti diketahui, aksi demo yang dilakukan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP), Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tengah Papua Indonesia(AMPTPIU) dilakukan jam 10 pagi.
Seruan aksi mereka, tolak program kolonial Lewat otsus, pemekaran DOB dan dekolonisasi sorta berikan hak menentukan nasib sendiri sebagai solusi demokratik.
BACA JUGA:Terungkap! Szczesny Taruhan dengan Messi di Laga Polandia vs Argentina: Saya Kalah 100 Euro
BACA JUGA:Ditantang Canelo Alvarez, Lionel Messi: Saya Tidak Perlu Meminta Maaf!
Dalam undangan aksi yang beredar, mereka mengatakan Salam Pembebasan Nasional Bangsa West Papua!
Amolongo, Nimo, Kyoto, Koha, Kinaonak, Nare, Yepmum, Dormum, Tabea Mufa, Walak, Foi Moi, Wainambe, Nayaklak….Wa….wa…wa….
Massa aksi demo juga meneriakan, tepat pada 1 desember 1961. 61 tahun lalu, sebuah momentum besar bagi sejarah rakyat West Papua terjadi.
Pada 1 Desember 1961, rakyat West Papua mendeklarasikan kemerdekaannya. Kala itu, untuk pertama kalinya bendera Bintang Kejora berkibar di Kota Hollandia, kini Jayapura.
BACA JUGA:Aplikasi Penghasil Saldo Dana Langsung ke Rekening 2022
BACA JUGA:Heboh! Bharada E Lihat Arwah Brigadir J Dalam Mimpi Selama Tiga Minggu
Peristiwa tersebut bukanlah aksi spontan, tapi telah dilandasi dengan kesadaran kebangsaan.
Orang Papua yang terdidik membentuk Komite Nasional Papua yang beranggotakan 21 orang untuk membantu Dewan Nieuw Guinea mempersiapkan kemerdekaan West Papua.
Komite ini akhirnya dilengkapi dengan 70 orang Papua yang berpendidikan dan berhasil melahirkan Manifesto Politik yang isinya:
1. Menentukan nama negara : Papua Barat
2. Menentukan lagu kebangsaan : Hai Tanahku Papua
3. Menentukan bendera negara : Bintang Kejora