JAKARTA, DISWAY.ID – Banyaknya penduduk yang tewas akibat kelaparan di Uni Soviet, Cina Maois, dan Korea Utara masih kalah banyak oleh pembunuhan yang dilakukan Inggris pada 1880 hingga 1920 di India.
Kolonial Inggris tercatat sebagai kolonial yang terbesar di muka bumi dan menurut survey oleh YouGov, sebanyak 32 persen orang di Inggris begitu bangga dengan sejarah kolonial negara tersebut.
Dalam sebuah penelitian menyebutkan bahwa Inggris bunuh 100 juta orang India dalam 40 tahun di masa penjajahannya di tahun 1880 hingga 1920.
Beberapa buku yang diterbitkan diantaranya How Britain Made the Modern World karya Niall Ferguson, dan The Last Imperialist karya Bruce Gilley mengungkapkan bahwa kolonial Inggris tersebut membawa kemakmuran di India dan wilayah kolonial lainnya.
BACA JUGA:Link Live Streaming Argentina vs Australia di Piala Dunia Qatar 2022, Langkah Terjal La Albiceleste
BACA JUGA:Link Live Streaming Belanda vs Amerika di Piala Dunia Qatar 2022, Prediksi Ujian Pertama Der Oranje
Akan tetapi kemakmuran dan kebanggan tersebut berbanding terbalik dengan catatan sejarah.
Menurut penelitian ahli sejarah ekonomi Robert C Allen, kemiskinan ekstrem di India meningkat di bawah pemerintahan Inggris, dari 23 persen pada tahun 1810 menjadi lebih dari 50 persen pada pertengahan abad ke-20.
Upah riil menurun selama masa kolonial Inggris, mencapai titik paling parah pada abad ke-19, sementara kelaparan yang sangat mematikan menghantui India.
Apa yang terjadi di India jauh dari menguntungkan rakyat, di mana kolonialisme adalah tragedi kemanusiaan.
BACA JUGA:Habib Rizieq Rancang Strategi Dakwah Sebelum Hadiri Reuni 212: Kalau Demo Kalian Saja!
BACA JUGA:Pele Alami Infeksi Pernafasan Kala Tim Brasil Kalah 0-1 dari Kamerun di Piala Dunia 2022
Para ahli mengungkapkan bahwa periode dari tahun 1880 hingga 1920 merupakan puncak kekuasaan kekaisaran Inggris yang sangat menghancurkan India.
Dalam sebuah sensus penduduk yang dilakukan oleh rezim kolonial mulai tahun 1880-an mengungkapkan bahwa angka kematian meningkat pesat selama periode ini.
Peningkatan tersebut dari 37,2 kematian per 1.000 orang pada tahun 1880-an menjadi 44,2 pada tahun 1910-an serta harapan hidup menurun dari 26,7 tahun menjadi 21,9 tahun.