Dalam jurnal World Development, terungkap bahwa sekitar 50 juta kematian terjadi di bawah naungan kolonialisme Inggris selama periode 1891 hingga 1920.
BACA JUGA:Kenangan Terakhir Jusuf Kalla Dengan Ferry Mursyidan: ‘Pertemuan Terakhir di Acara PMI’
BACA JUGA:Kabar Gembira! Liga 1 Kembali Bergulir 5 Desember 2022, Penonton Boleh Hadir?
Lima puluh juta kematian adalah angka yang mengejutkan, namun ini adalah perkiraan secara kasar.
Menurut Allen pihaknya tidak tahu pasti berapa angka kematian pra-kolonial India, tetapi pihaknya menganggap bahwa kondisi tersebut mirip dengan Inggris pada abad ke-16 dan ke-17 dengan angka kematian 27,18 kematian per 1.000 orang.
Dengan demikian Allen menyebutkan bahwa 165 juta kematian berlebih terjadi di India. selama periode 1881 hingga 1920.
Allen menambahkan sekitar 100 juta orang meninggal sebelum waktunya pada puncak kolonialisme Inggris.
BACA JUGA:Manfaat Makan Garam Bagi Kesehatan dan Kecantikan
BACA JUGA:Kenang Ferry Mursyidan, Jokowi Berduka Lepas Kepergian Mantan Menteri: Indonesia Kehilangan Tokoh
Ini adalah salah satu krisis kematian akibat kebijakan terbesar dalam sejarah manusia, di mana jumlah kematian tersebut lebih besar dari gabungan jumlah kematian yang terjadi selama semua kelaparan di Uni Soviet, Cina Maois, Korea Utara, Kamboja Pol Pot, dan Ethiopia Mengistu.
Ada beberapa cara dari pemerintahan Inggris membuat hilangnya nyawa warga India tersebut.
Pertama, Inggris secara efektif menghancurkan sektor manufaktur India.
Sebelum penjajahan, India adalah salah satu produsen industri terbesar di dunia, mengekspor tekstil berkualitas tinggi ke seluruh penjuru dunia.
Kain norak yang diproduksi di Inggris tidak bisa bersaing, akan tetapi hal ini mulai berubah ketika British East India Company menguasai Benggala pada tahun 1757.
BACA JUGA:Undang Pimpinan Provinsi, Bawaslu Bahas Rumusan Konsep Ideal Tata Kelola Barang Dugaan Pelanggaran