Dalam perkara tersebut, sebanyak 7 orang menjadi terdakwa yakni Ferdy Sambo, Hendra Kurniawan, Agus Nurpatria, Baiquni Wibowo, Chuck Putranto, Arif Rachman Arifin, dan Irfan Widyanto.
Seluruh terdakwa dalam perkara tersebut dijerat Pasal 49 juncto Pasal 33 dan/atau Pasal 48 ayat (1) juncto Pasal 32 ayat (1) UU ITE Nomor 19 Tahun 2016 dan/atau Pasal 221 ayat (1) ke 2 dan Pasal 233 KUHP juncto Pasal 55 KUHP dan/atau Pasal 56 KUHP.
Bharada E bongkar amarah Ferdy Sambo
Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E membongkar amarah Ferdy Sambo saat menyusun skenario baku tembak.
Ferdy Sambo merancang skenario demi 'menghapus' penyebab asli dari tewasnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Richard mengungkpakan saat hadir sebagai saksi dalam persidangan kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Yosua di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) pada Selasa, 13 Desember 2022.
Awalnya Ricky Rizal disebut sempat memanggil Richard untuk memberitahu adanya perintah Ferdy Sambo untuk menemuinya di lantai tiga rumah Saguling.
BACA JUGA:Final Prancis vs Argentina, Deschamps Tahu Cara Hentikan Messi: Caranya Masih Manusiawi Kok!
Kemudian Mantan Kadiv Propam Polri itu bertanya ke Richard soal kejadian di Magelang.
Richard mengatakan bahwa ia sama sekali tidak tahu apa yang sudah terjadi.
Tak lama berselang, Putri Candrawathi masuk dan duduk di sebelah Ferdy Sambo.
Nah, dari situ Ferdy Sambo mengungkapkan kalau Yosua telah melecehkan istrinya.
Richard setelah itu melihat Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi sama-sama menangis.
"'memang kurang ajar anak itu, sudah menghina saya. Dia sudah menghina harkat martabat saya Tidak ada gunanya pangkat ini'," ucap Richard meniru perkataan Sambo.
Sangking kesalnya, Ferdy Sambosampai berkata di depan Richard bahwa Yosua harus segera mati.
Karena ditakutkan tak ada yang membela apabila Sambo yang menembak, maka ia membuat skenario fiktif untuk menewaskan Yosua.