Selain wawancara dilakukan juga tes laboratorium, hal ini dilakukan untuk menguji perhitungan darah lengkap, pemeriksaan fungsi tiroid, hinga untuk menguji alkohol dan obat-obatan.
Setelah itu ada evaluasi psikologis yang membahas pikiran, gejala, dan pola perilaku penderita OCD pada kehidupan sehari-harinya.
Selain hal-hal di atas, ada juga kriteria diagnostik yang ditentukan oleh American Psychiatric yaitu Association menggunakan Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5).
BACA JUGA:Bukan Polisi, Identitas Pelaku Penodong Pistol ke Pengendara Lain di Kebayoran Lama Terkuak
BACA JUGA:Dugaan Korupsi Proyek BTS Kominfo, Kejagung Periksa Satu Bendahara
PENGOBATAN TERAPI PENYAKIT OCD
1. Psikoterapi
Salah satu metode terapi dengan psikoterapi adalah Cognitive Behavior Therapy, terapi ini dilakukan agar penderita OCD dapat mengenali pemikiran yang logis dan non logis yang menjadi bagian dari penyesuaian nalar/ cara berpikir.
Sebuah studi menunjukkan bahwa terapi ini efektif untuk mengurangi gejala OCD. Strategi dalam terapi ini dapat membantu penderita mengurangi perilaku obsesif yang berlebihan.
2. Farmakoterapi
Farmakoterapi adalah pengobatan dengan menggunakan obat-obatan. Obat yang paling efektif untuk mengobati penyakit OCD adalah Clomipramine karena mengandung serotonin yang mampu menyeimbangkan hormon.
BACA JUGA:KPK Panggil ASN MA Terkait Kasus Suap Hakim Sudrajad
BACA JUGA:Makan Kentang Sebabkan Risiko Diabetes Tipe 2 Meningkat? Studi Baru Berikan Bocoran
Namun Clomipramine yang bersifat serotonin selektifmemiliki banyak efek samping, oleh karena itu jika ingin mencoba pengobatan yang lebih ringan yaitu ke golongan Serotonin Selective Reuptake Inhibitor (SRRI) obatnya dapat berupa sertraline, paroxetine, dan citalopram.
3. Prognosis
Prognosis adalah perkiraan mengenai kemungkinan muncul atau terjadinya penyakit OCD dengan memperhatikan perkembangan seseorang dari kecil hingga usianya.