Berbagai catatan sejarah merujuk bahwa tempe sudah jadi panganan yang menemani keseharian sekaligus jadi bukti kecerdasan masyarakat Indonesia tempo dulu.
Kata tempe berasal dari bahasa Jawa kuno yaitu Tumpi yang berarti makanan yang berwarna putih.
Tempe pada awalnya dibuat dari kedelai hitam dan tempe dikembangkan di Jawa sebelum abad ke-16 dan dikenal di masyarakat ada Tempe Jogja, Tempe Banyumas, Tempe Malang dan Tempe Pekalongan.
BACA JUGA:Sambo Segera Bebas, Susno Duadji Beberkan Alasannya
Kata Tempe ditemukan pada manuskrip Serat Centhini jilid 3 yang menggambarkan perjalanan Mas Cebolang dari Candi Prambanan menuju Pajang dan mampir di dusun Tembayat Kabupaten Klaten, dijamu makan siang oleh Pangeran Bayat salah satu lauknya adalah Brambang Jae Santen Tempe.
Terciptanya tempe semula berawal dari kedelai hitam yang banyak tumbuh di tanah Jawa.
Kata kadele sendiri, yang berarti kedelai, sudah ditemukan dalam Serat Sri Tanjung pada sekitar abad ke-12.
Masyarakat mengolah kedelai menjadi tempe melalui proses panjang, mulai dari perebusan hingga melibatkan fermentasi, agar membuatnya menjadi bahan makanan yang tahan lama.
BACA JUGA:Mobil Damkar Terguling di Lokasi Kebakaran, Satu Petugas Tewas
Pada zaman dahulu, tempe dibuat di dekat sumber air seperti sungai karena membutuhkan banyak pasokan air untuk melepaskan kulit kedelai.
Menurut peneliti pusat studi pangan dan gizi Universitas Gadjah Mada, Murdijati Gardjito, tempe asli diciptakan oleh nenek moyang bangsa Indonesia.
“Jadi tempe bukan makanan dari luar (pengaruh dari negara lain)," papar Murdijati
BACA JUGA:Hadiah Kode Redeem Free Fire 27 Desember 2022, Dapatkan Item Gratis Spesial Natal