JAKARTA, DISWAY.ID - Apa yang kamu pikirkan saat mendengar kata menopause?
Mungkin kamu langsung terbayang sosok wanita berumur dengan rambut memutih yang sudah tidak lagi mengalami menstruasi, bukan?
Namun, bayangkan jika perempuan yang masih berusia belasan atau 20-an dan mendapati dirinya mengalami menopause.
Ini bukanlah yang dibayangkan Emma, Soe-Myat, dan Elspeth saat mereka tengah beranjak dewasa.
Diagnosis menopause dini adalah awal dari perjalanan sunyi mereka memahami kondisi yang mayoritas dialami semua perempuan ketika beranjak tua.
Berikut kisah selengkapnya.
Pada sebuah pagi di bulan Agustus yang lembab tahun 2013, seorang konsultan kesehatan membuka-buka berkas kesehatan Emma Delaney dan mengatakan gadis 25 tahun itu menunjukkan tanda-tanda menopause.
Emma hanya bisa duduk membeku di atas kursi rumah sakit yang keras, di kepalanya berkecamuk kata-kata yang diucapkan petugas itu.
Siklus datang bulannya belum kembali sejak dia berhenti minum pil KB beberapa tahun sebelumnya, dan kemungkinan tidak akan pernah datang lagi.
Ini juga berarti, Emma nyaris tidak mungkin bisa hamil secara alami.
"Saya tidak tahu harus bereaksi bagaimana... Dia menyampaikan berita bahwa saya tidak akan bisa punya anak dengan datar, seperti menyampaikan saya kehilangan kunci," kata Emma.
BACA JUGA:'Ngebul' Makin Mahal! Ini Daftar Harga Rokok Terbaru per 1 Januari 2023Emma adalah bagian dari sekelompok perempuan yang memiliki kondisi bernama Primary Ovarian Insufficiency (POI), sebuah kondisi yang merujuk pada segala bentuk menopause sebelum usia 40 tahun.
Penyebabnya sebagian besar tidak diketahui, dan perempuan dengan POI dapat merasakan gejala menopause sampai mereka berusia 50-an tahun.
Sekitar satu dari 100 perempuan di Inggris memiliki kondisi ini, namun para ahli meyakini POI jauh lebih umum.