JAKARTA, DISWAY.ID-- Prajurit TNI Angkatan Laut (TNI AL) KRI Frans Kaisiepo-368 (KRI FKO-368) mendapat pujian dari dunia. Hal ini dikarenakan sukses menyelamatkan kapal pengungsi Suriah yang berisi 200 orang di Laut Mediterania sedang tenggelam.
Mendapat info tenggelamnya kapal pengungsi Suriah dari Angkatan Laut Lebanon (LAF Navy), Komandan KRI Frans Kaisiepo-368 selaku Dansatgas MTF TNI Konga XXVIII-N/UNIFIL Letkol Laut (P) John David Nalasakti Sondakh beserta prajurit yang tengah berada di Area of Maritime Operation langsung bergegas menuju lokasi.
BACA JUGA:Nonton Gratis Timnas Indonesia vs Vietnam AFF 2022 Semifinal Leg 2, Link Streaming Tersedia di Sini
BACA JUGA:Ada Layanan Paspor Simpatik dan Eazy Passport, Buka Sampai 25 Januari
Untuk diketahui, UNIFIL atau United Nations Interim Force in Lebanon adalah misi perdamaian PBB di Lebanon. Jadi saat itu pasukan TNI AL sedang dalam rangka tugas misi perdamaian PBB.
“Peristiwa ini merupakan misi kemanusiaan yang harus menjadi prioritas dan ditangani secara tuntas, terlebih lagi kita sedang mengemban mandat PBB sebagai peacekeeper,” ujar Dansatgas.
“Kita harus laksanakan tugas ini dengan optimal untuk meminimalisir korban meninggal. Beri rasa aman dan nyaman serta sikap humanis selama mereka on board untuk menghilangkan trauma”, tambahnya.
BACA JUGA:Venna Melinda Laporkan Ferry Irawan, Alami KDRT Hingga Berdarah-darah
BACA JUGA:Pernyataan Heru Budi Tentang Audit Laporan Keuangan Formula E 2022, Singgung BUMN
Kronologis Penyelamatan Heroik dari TNI AL
Berdasarkan keterangan Dinas Penerangan TNI AL, pada Selasa 3 Januari 2023 lalu, KRI Frans Kaisiepo-368 berhasil mengevakuasi korban selamat sebanyak 96 orang.
Korban tersebut terdiri dari 18 pria, 21 wanita, dan 57 anak-anak termasuk didalamnya bayi yang masih berusia 29 hari. Korban meninggal 2 orang terdiri dari 1 wanita berusia 60 tahun dan 1 anak perempuan berusia 5 tahun.
Saat pertama kali diidentifikasi, sepertiga badan kapal yacht yang dimuati 200 pengungsi Syria tersebut sudah dalam posisi tenggelam. Selanjutnya, para pengungsi dievakuasi ke Tripoli, Lebanon.