BACA JUGA:Tahun Baru, Piaggio Indonesia Buka Dealer Premium Motoplex 4 Brand Baru di Bali
Wakil Bupati Pesisir Selatan, Rudi Hariyansyah mengatakan, akses jalan terputus karena tertimbun longsor. "Sementara ini, jalur tidak bisa dilalui (terputus), karena ada yang tertutup banjir dan yang tertimbun longsor," ujarnya.
Diketahui salah satu jalur yang terganggu akibat longsor berada di jalur Padang-Sitinjau Lauik yang menghubungkan Padang menuju Solok, Sumatera Barat. Sitinjau Lauik merupakan Jalur Lintas Timur Sumatera, yang menghubungkan Provinsi Sumatera Barat dengan Jambi.
4. Kondisi Jalur Terkini Usai Longsor dan Banjir di Padang Sumbar
Setelah sempat tertutup material longsor akibat banjir di Padang Sumbar, jalur Sitinjau Lauik yang menghubungkan Padang menuju Solok, Sumatera Barat berangsur normal, dini hari tadi. Kendaraan dari kedua arah sudah bisa melintas, setelah material longsor dibersihkan dari badan jalan.
"Sudah bisa dilalui kembali. Dari kedua arah. Seluruh proses pembersihan material longsor selesai dilakukan," kata Kapolsek Lubuk Kilangan, Kompol Lija Nesmon.
Lija bersama timnya membantu petugas dalam mengatur arus lalu lintas yang tersendat akibat musibah tersebut. Dua alat berat dari perusahaan semen dan PUPR datang ke lokasi dan melakukan pembersihan, hingga akhirnya jalan bisa dilewati kembali.
BACA JUGA:Ibu Pembunuh Anak Kandung Berusia 2 Tahun di Ruren Sawit Resmi Ditetapkan Sebagai Tersangka
BACA JUGA:Disangka Pencuri, Ternyata ODGJ Panjat Pagar Tembok Masuk Rumah Warga
Penjelasan BKMG
BMKG menyebut bencana alam di sejumlah daerah di Sumbar disebabkan adanya belokan angin dengan kecepatan 18 knot dari Samudra Hindia.
"Angin tersebut mendorong awan-awan hujan dari perairan menuju daratan. Hal ini yang mendorong hujan merata di Sumbar dengan intensitas lebat dan sangat lebat," ujar Kepala Stasiun Klimatologi Sumbar Heron Tarigan.
Heron menjelaskan citra kondisi awan yang terbentuk memiliki suhu dingin dan berwarna jingga hingga krem. Ini berpotensi menyebabkan terjadinya hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat dengan durasi yang lebih lama.
Awan-awan yang terbentuk di Samudra Hindia terdorong terus oleh adanya angin yang cukup kencang sekitar 18 knot pada lapisan 925 Hpa dengan arah berbelok menuju ke daratan Pulau Sumatera.
Pemanasan suhu muka laut di pagi hingga siang hari membentuk awan-awan konvektif (rendah). Awan rendah tersebut (cumulus dan cumulonimbus) terkonsentrasi sangat tebal pada pukul 13.00 WIB di Kota Padang, Padang Pariaman dan Pariaman dengan intensitas hujan sangat lebat atau hujan ekstrem.