JAKARTA, DISWAY.ID-- Di tengah tahun yang penuh dengan ketidakpastian ini, banyak hal mengalami pasang surut, bahkan di luar dugaan.
Dengan adanya berita marketplace yang menutup layanannya di awal tahun, membuat para pebisnis mulai khawatir dengan keberlangsungan bisnis online mereka.
BACA JUGA:Ini Ciri-ciri Perangkat Ponsel Terkena Malware, Simak Jenis-jenisnya
BACA JUGA:Siarkan Hoaks Soal Kepemilikan Tanah Negara, 4 Tersangka Ditangkap Polisi
Begitu pula dengan media sosial yang juga tidak luput dari pasang surut tersebut. Media sosial cenderung memiliki masa populer di kalangan masyarakat.
Seperti misalnya saat ini pasar media sosial sedang dikuasai oleh TikTok yang telah mencapai angka 1 miliar pengguna aktif per bulan di tahun 2022.
Di Indonesia, TikTok juga termasuk dalam 4 besar platform media sosial yang paling banyak digunakan, dengan presentase 63,1 persen berdasarkan report We Are Social dan Kepios pada tahun 2022.
BACA JUGA:Densus 88 Polri Ringkus 6 Terduga Teroris Jaringan Jamaah Islamiyah di Sumatera Selatan
BACA JUGA:Saksi Tri Ungkap Kronologi Penangkapan 3 Anak Buah Teddy Minahasa
TikTok tepat berada di bawah 3 media sosial terbesar yang berada di bawah perusahaan yang sama, yaitu WhatsApp, Instagram, dan Facebook.
Berbanding terbalik dengan TikTok, Youtube justru menurun dari segi pendapatan berdasarkan laporan keuangan kuartal 4 tahun 2022. Pendapatan iklan Youtube menurun 7,8 persen dibandingkan kuartal 4 tahun 2021.
Tidak Aman Hanya Menggunakan Satu Channel
Dengan naik turunnya media sosial dan marketplace yang tidak menentu, tentunya pebisnis harus lebih berhati-hati dalam menentukan channel marketing atau menjual produk mereka.
“Media sosial mengalami naik turun dan popularitasnya berpindah-pindah dari satu platform ke platform yang lain. Oleh karena itu jika hanya memanfaatkan satu platfotm, akan berbahaya bagi bisnis,” ujar Ade Syah Lubis, CEO Niagahoster.
BACA JUGA:5 Drama Korea Romantis yang Tayang Februari 2023, Cocok Buat Temani Valentine