Hal ini mendapatkan tanggapan dari berbagai pihak termasuk pengamat pemerintahan Rocky Gerung.
Menurut Rocky, proyek kereta cepat ini telah membuat Indonesia masuk jebakan hutang China.
Rocky menjelaskan jika China tidakhanya sekedar investor, namun juga berlaku sebagai tengkulak dan dept collector.
Selain itu menurut Rocky sebenarnya terlihat sebuah kecemasan yang disembunyikan oleh Luhut atas naiknya suku bungga hutang.
BACA JUGA: Meluncur di AS, Ini Spesifikasi Acura Integra Type S yang Mentereng
“Meskipun Luhut bilang kita masih biasa membayar, namun berapa BUMN lagi yang akan dijual untuk membayar itu semua, menjual BUMN sama saja menjual negara ini,” tegas Rocky.
Menurut Rocky, saat ini kita sudah sama-sama bisa melihat bagaimana China sudah menekan Indonesia dan kita tidak lagi berdiri dengan posisi yang setara.
Kabar ini telah beredar di publik dan terlihat bahwa China telah menekan Indonesia dan Indonesia gak mampu untuk negosiasi balik.
“Ini adalah poin utamanya, meskipun Luhut menyampaikan bahwa hal tersebut sekedar penundaan dan bukanlah kegagalan,” terang Rocky dalam akun youtube @RockyGerungOfficial.
Rocky menjelaskan bahwa dalam catatan internasional, pemerintah Indonesia sudah tidak mampu untuk duduk setara membahas dari awal perjanjian bisnis.
“Ini tidak sesederhana seperti yang diucapkan oleh Pak Luhut, kita udah kalah gampangnya begitu dan sebetulnya dipermalukan, di mana China akhirnya mendetek dengan syarat-syaratnya sendiri, padahal di dalam perjanjian selalu prinsipnya komitmen bersama,” papar Rocky.