JAKARTA, DISWAY.ID-- Jika di tengah masyarakat masih ada pertanyaan terkait kepastian tanggal peringatan Waisak 2567 Buddhis Era (BE), maka Kemenag telah mengeluarkan keputusan bersama.
Kemenag melalui Dirjen Bimas Buddha Supriyadi menegaskan perayaan Waisak 2567 Buddhis Era (BE) bertepatan dengan 4 Juni 2023, bukan 6 Mei 2023.
Kepastian tanggal Waisak 2567 BE pada 4 Juni 2023 tersebut dituangkan dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Menteri Tenaga Kerja.
BACA JUGA:Jelang SEA Games 2023, Dito Ariotedjo: Semua Cabor Berpotensi Raih Emas!
"Waisak 2567 BE bertepatan 4 Juni 2023. Ini juga sudah terakomodir dalam Surat Keputusan Bersama antara Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, serta Menteri Tenaga Kerja," tegas Supriyadi di Jakarta, akhir pekan kemarin.
"Jadi masyarakat, utamanya umat Buddha, tidak perlu bingung lagi," sambungnya.
Menurut Supriyadi, peringatan detik Waisak hanya ada di Indonesia dengan menggunakan patokan astronomi universal.
Warisan pendahulu umat Buddha ini menjadi sesuatu yang khas Indonesia, sekaligus melambangkan persatuan dan kesatuan umat Buddha Indonesia dari berbagai penggunaan kalender lunar (Tionghoa, Jawa, Bali) dan tradisi agama yang berbeda-beda.
"Pedoman yang dipergunakan dalam penetapan hari raya Tri Suci Waisak dan hari besar Buddhis lainnya di Indonesia adalah Purnama-Sidhi berdasarkan perhitungan Astronomi yang bersifat universal, ilmiah, dan modern," jelasnya.
BACA JUGA:Kemenag Tunjuk Kalimantan Timur Jadi Tuan Rumah MTQ Nasional 2024
BACA JUGA:Anggota DPR Desak KBRI Kuala Lumpur Kawal Tuntas Kasus Penyiksaan PRT asal Banyuwangi
Dalam penetapan hari besar Buddhis, lanjut Dirjen Bimas Buddha, pergantian hari dimulai pada pukul 12 penetapan tengah malam. Sehingga, upacara puja dapat dilaksanakan sesudah atau tepat pada detiknya.
Supriyadi merinci, bahwa satu tahun matahari berjumlah 365 hari. Sedangkan satu tahun lunar habya 355 hari. Sehingga, terdapat perbedaan 10 hari setiap tahunnya.
Pada tahun kabisat lunar, dalam satu tahun terdapat 13 purnama. Pada saat itu, terdapat bulan Waisak ganda. Maka, perhitungannya berpatokan pada kalender lunar/chandra Buddhis yang sudah menyesuaikan dengan perhitungan kalender matahari/solar-surya. Atau, perhitungan luni-solar yang setiap satu daur 19 tahun terdapat 7 tahun kabisat lunar dengan 7 bulan sisipan (ekstra, lun, adhikamasa). Adhikasuramasa dilakukan dengan metode pembagi 3.3.3.2.3.3.2. dalam kurun 19 tahun.