Apa Hukum Wanita Menjadi Khatib? Buya Yahya Minta Berhati-hati dengan Pemikiran 'Konyol': Ini Seruan Kesetaraan Gender!

Kamis 04-05-2023,17:40 WIB
Reporter : Dimas
Editor : Dimas

Kata Buya Yahya, emansipasi bukanlah pemikiran yang dianjurkan dalam Islam bagi kaum wanita.

"Itu sebetulnya bukan pemikiran di dalam Islam. Maka saya tidak pernah mengatakan emansipasi," jelasnya lagi.

Buya Yahya memberi tahu, tren kesetaraan gender atau keinginan wanita agar disamaratakan dengan laki-laki merupakan ide-ide orang barat.

"Emansipasi tidak pernah ada dalam kaum muslimin. Itu karena di negeri kafir, Eropa, karena wanita direndahkan, mereka punya tuntutan agar disamakan dengan kaum pria. Perlu kesetaraan gender," bebernya.

Ia menegaskan, bahwa di dalam agama Islam wanita sudah sangat dimuliakan, dijaga oleh Allah SWT.

Salah satu contoh kembali yang dijelaskannya adalah soal hukum wanita pergi keluar rumah, di mana jika seorang suami membiarkan maka bukan istri yang berdosa, melainkan suaminya.

"Ya kita [Islam] wanita sudah sangat mulia. Mau dinikah saja tidak boleh sendirian, perlu didampingi wali biar nggak salah.

"Mau pergi, kau [wanita] mau pergi, suamimu membiarkan maka suamimu dosa, abangmu berdosa. Enak, dijaga," tegasnya.

Sehingga terkait wanita yang ingin memiliki kedudukan sama dengan kaum laki-laki seperti menjadi khatib memberikan khutbah, Buya Yahya meminta untuk tidak bermain-main dengan hukum Islam.

Menurutnya, wanita boleh berceramah dengan syarat hanya kepada sesama kaum perempuan.

Tetapi, khusus untuk masalah khutbah, ini adalah kewajiban bagi kaum laki-laki, bukan wanita.

"Islam itu indah. Sudahlah jangan main-main deh dengan Islam. Saya paham dengan pemikiran-pemikiran itu, pemikiran konyol itu.

"Baik semoga Allah mengampuni, mereka juga umat Islam. Semoga diberikah hidayah kepada kita semua, Wallahu'alam bisowab," tutupnya.

Kategori :