“Aku nginap di hotel tuh dianterin. Nginep di hotel satu hari, dijemput lagi sama mami itu langsung dibawa ke mes,” kata Novi.
Kemudian, lanjut Novi, dirinya izin tidak bekerja terlebih dahulu selama dua hari karena tidak enak badan akibat perjalanan yang cukup jauh.
Novi kemudian timbul rasa kecurigaan setelah mendengar cerita dari para pekerja yang sudah menetap di sebuah mes tersebut.
Novi menuturkan bahwa, mereka harus melayani para pria hidung belang untuk melakukan hubungan haram jika ingin mendapatkan uang.
“Sampe sana ternyata aku harus nemenin BO. Kalo kita melayani gitu, dapet uang Rp 900 ribu. Tapi menurut pengakuan para pekerja di sana, kita kebagian Rp 450 ribu saja, sisanya untuk mami,” jelas Novi.
BACA JUGA:Polri Bongkar Kasus Perdagangan Orang, 5 Pelaku Diamankan
Selama di mes, Novi juga mengatakan bahwa seluruh pekerja yang ada di sana tidak diperbolehkan keluar, dan mes tersebut dijaga oleh satu orang.
“Kita kayak disekap, gak boleh keluar. Mau beli makan aja nggak bisa. Ada 17 orang disitu semuanya,” ujar Novi.
Novi akhirnya berinisiatif menghubungi temannya yang bernama Ari (35) untuk meminta bantuan, agar segera bisa memulangkannya dari tempat tersebut.
Dijelaskan Novi, akhirnya Ari menghubungi Ketua GP Ansor Banten, Ahmad Nuri untuk bisa menghubungi pengurus yang berada di Kepulauan Bangka Belitung.
“13 Mei 2023 nge-chat teman bernama Ari untuk minta bantuan pulang. Ari kemudian kontak salah satu rekannya di GP Ansor yakni Ketua Ansor Banten, Ahmad Nuri,” tutur Novi.
Pada tanggal 15 Mei 2023, Novi akhirnya dijemput oleh beberapa pengurus GP Ansor Kepulauan Bangka Belitung, dan menginap di rumah salah satu pengurus selama satu hari
Aku dijemput akhirnya, terus menginap dulu di rumah salah satu pengurus di sana. Kemudian tanggal 17 Mei diantarkan sampai Bandara Pangkal Pinang untuk pulang ke rumah,” kata Novi.