BACA JUGA:Karyawan PT Batuah Energi Prima Desak Bareskrim Polri Terbitkan SP3, Gelar Aksi Damai:
Banyak Pendatang
Sebagian besar warga yang tinggal di kolong Tol Angke Jakarta Barat juga merupakan pendatang luar Jakarta yang merantau.
Salah satu warga yang dapat kami wawancari, Hasan (56 mengatakan, dirinya terpaksa tinggal di pemukiman ini karena keterbatasan biaya.
Hasan mengaku tak bisa membayar biaya sewa rumah kontrakan untuk tempat tinggal.
Kendati tinggal di tempat yang kurang layak, gelap dan cukup pengap, Hasan menyebut, yang terpenting di sini ada uang kebersihan.
"Enggak ada uang sewa, sekadarnya aja yang penting ada uang kebersihan, tentram lah," ujar Hasan dalam keterangnnya, Rabu 21 Juni 2023.
Hasan mengaku dirinya mencari penghasilan dengan mengumpulkan barang bekas dan jual beli dus bekas dengan penghasilan yang tidak menentu.
Hasan mengaku tinggal di pemukiman kolong tol tersebut sejak tiga tahun lalu, dengan membangun sendiri tempat tinggalnya dengan triplek dan kayu-kayu bekas.
"Karena saya udah enggak kuat biaya, kan mengontrak mahal," ujarnya.
BACA JUGA: Desas-desus Penjualan Ginjal di Balik Kasus TPPO, Bekingan Bakal Dihabisi
Dengan penghasilan sebagian besar warga yang sangat minim, warga tetap bertahan untuk tinggal di kolong Tol lantaran tidak punya pilihan lain.
Sementara itu, Lurah Jelambar Baru Danur Sasono mengatakan pihaknya telah mendata warga kolong tol Angke per Kepala Keluarga selama tujuh tahun terakhir.
“Data sementara ada 71 KK (kepala keluarga), cuma yang detail sore ini akan kami up lagi," ujar Danur dalam keterangannya dikonfirmasi, Rabu 21 Juni 2023.
Danur mengatakan pihak petugas juga masih mendata warga yang memiliki KTP DKI Jakarta atau luar wilayah.