JAKARTA, DISWAY.ID-Umat Islam dianjurkan untuk melakukan shalat Idul Adha setiap tanggal 10 Dzulhijjah. Syarat dan rukun shalat ini tidak berbeda dengan shalat lainnya.
Selain itu, ada banyak hal yang membatalkannya, sehingga tidak berbeda dengan shalat pada umumnya.
Namun, satu hal yang membedakan keduanya adalah bahwa shalat ini tidak dimulai dengan adzan dan iqamah. Shalat ini juga memiliki sedikit perbedaan dalam cara dilakukan.
BACA JUGA:H-2 Idul Adha 2023, Harga Kebutuhan Pokok Melandai Kecuali Cabai dan Daging
Shalat Idul Adha dapat dilakukan mulai saat matahari terbit pada tanggal 10 Dzulhijjah hingga waktu Zuhur pada hari yang sama.
Shalat Idul Adha dilakukan dalam dua rakaat, dan disarankan untuk dilakukan secara berjamaah.
Jika Anda terlambat untuk berjamaah, Anda dapat melakukan shalat Idul Adha secara mandiri (munfarid).
BACA JUGA:Jelang Idul Adha, Pemkot Jakbar Cek Kesehatan 8.739 Hewan Kurban
Dalam kitabnya Fashalatan, KHR Asnawi, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama Kudus, menjelaskan cara shalat Idul Adha sebagai berikut.
Pertama, shalat Idul Adha ini diawali dengan niat.
Niat ini sunnah untuk dilafalkan untuk membimbing hati membaca niat yang sama. Adapun niat shalat Idul Adha adalah berikut: أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَـــالَى
“Ushallî sunnatan li ‘îdil adlhâ (imaman/makmuman) rak'taini” lillahi ta’ala".
Artinya; "Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”
Jika shalat dilaksanakan sendirian, tidak perlu menambah kata di dalam kurung (imaman atau makmuman).
BACA JUGA:5 Resep Olahan Daging Kambing Pedas dan Nikmat, Cocok Untuk Momen Idul Adha