BANYUASIN, DISWAY.ID-- Upaya penurunan prevalensi stunting di Indonesia terus dikebut agar target yang ditetapkan Presiden Jokowi yakni14 persen di akhir 2024 tercapai.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), DR (HC) dr Hasto Wardoyo SpOG meyakini, penurunan angka stunting pada akhir 2023 bisa mencapai18 persen.
BACA JUGA:7 Aplikasi Android Terbaik: Pendamping Digital Anda di Tahun 2023
Hasto meyakini, penurunan kasus stunting bisa lebih cepat setelah seluruh pemerintah daerah bergerak di wilayahnya masing-masing.
Belum lagi, katanya, dengan kehadiran bapak asuh yang langsung membantu menangani anak-anak dengan kasus stunting.
Dari tahun 2021 ke 2022, lanjutnya, angka stunting turun menjadi 2,8 persen di saat Perpres belum berjalan, dan masih ada pandemi Covid-19.
BACA JUGA:Namanya Diseret Kasus Korupsi Johnny G Plate, Dito Ariotedjo: Jadi Beban Moral ke Presiden Jokowi
"Sekarang sudah tidak pandemi, bapak asuh menjamur, semua punya perhatian. Harapannya turun menjadi 3 sampai 4 persen. Jika itu terjadi maka angka akhir tahun 2023 kasus stunting menjadi 18 persen," ujar Hasto di hari perdana rangkaian Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 di Wyndham Opi Hotel, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Senin 3 Juli 2023.
Dengan begitu, lanjut Hasto, di akhir tahun 2024 target angka stunting hingga 14 persen bisa tercapai. "Harusnya bisa," harap Hasto.
Sebelumnya Presiden Jokowi menargetkan, prevalensi stunting pada 2024 bisa ditekan hingga 2024.
BACA JUGA:Mahfud MD: Ada 3 Pendekatan Untuk Penyelesaian Polemik Al-Zaytun
Dengan penurunan kasus stunting secara nasional itu dapat meningkatkan kualitas masyarakat yang berdaya saing.
Data Survei Status Gizi Nasional (SSGI) pada tahun 2022 mengungkapkan, prevalensi stunting di seluruh Indonesia mencapai 21,6 persen.
Angka itu turun sebesar 2,8 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya di 2021.
Penyerapan Anggaran Penurunan Stunting