INDIA, DISWAY.ID- Kekerasan disertai pelecehan terjadi di India. Baru-baru ini beredar sebuah video dua wanita yang diarak telanjang di jalan oleh sekelompok pria di Manipur, India.
Menurut dugaan sebuah organisasi suku dikutip NDTV, Kedua wanita itu bahkan diperkosa beramai-ramai di sebuah lapangan.
Video yang dibagikan secara luas di media sosial itu menuai kecaman besar-besaran dan seruan untuk segera bertindak.
BACA JUGA:Suhu India Tembus 42.2 Derajat Celcius, Belasan Penduduk Tewas Dalam 2 Hari Terakhir
Videp tersebut beredar pada Rabu 19 Juli 2023 namun insiden kejadian pelecehan dan pemerkosaan tersebut terjadi pada 4 Mei 2023.
Insiden itu terjadi di desa B Phainom distrik Kangpokpi pada 4 Mei, sekitar 35 km dari ibu kota negara bagian Imphal.
BACA JUGA:Elon Musk Ungkap Pabrik Tesla Segara Berdiri di India: Tempat yang Menarik Untuk Pabrik Baru
Namun polisi mengatakan insiden itu terjadi di distrik lain, meskipun laporan informasi pertama (FIR) sudah diajukan di Kangpokpi.
Dalam video tersebut memperlihatkan beberapa pria, yang menurut THE WIRE dari etnis Meiteis, berjalan di samping kedua wanita tersebut saat mereka digiring ke beberapa lapangan.
Dalam video tersebut menunjukkan beberapa pria meraba-raba para wanita.
Sementara ada ratusan pria lain mengelilingi mereka, beberapa penonton lainnya tampaknya menjadi bagian dari massa.
Sehari sebelum kengerian di depan kamera ini terjadi, bentrokan pecah antara suku Meitei yang mayoritas menghuni lembah dan Suku Kuki yang mayoritas menghuni pegunungan atas permintaan Suku Meitei untuk status Scheduled Tribes (ST) atau Suku Terjadwal.
ITLF, yang mewakili Suku Kuki, dalam pernyataannya mengatakan kedua wanita itu berasal dari suku Kuki-Zo.
BACA JUGA:Banjir Besar Tewaskan Puluhan Warga di India dan Pakistan
"Sebuah video yang menjadi viral hari ini menunjukkan massa Meitei yang besar mengarak dua wanita suku Kuki-Zo telanjang menuju sawah dan diperkosa secara beramai-ramai. Adegan tercela, yang terjadi pada 4 Mei di distrik Kangpokpi, menunjukkan para pria terus-menerus menganiaya para wanita yang tak berdaya, yang menangis dan memohon kepada penculiknya,” kata ITLF dalam pernyataan tersebut.