JAKARTA, DISWAY.ID – Kualitas udara DKI Jakarta dalam beberapa waktu belakangan menunjukan kondisi yang memprihatinkan.
Menurut IQAir, Jakarta merupakan salah negara dengan kualitas udara paling buruk sedunia dengan tingkat PM 2.5 yang mencapai 186 titik.
Tentunya kualitas udara buruk ini harus menjadi perhatian yang serius dari masyarakat agar dapat teteap menjaga kesehatan sehingga kita juga harus memahami solusi hindari dampak polusi udara pada kesehatan.
Prof DR Dr Agus Dwi Susanto, SpP(K) selaku Ketua Bidang Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI & Guru Besar Bidang Pulmonologi dan Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menjelaskan bahwa ada dua dampak kebersihan udara pada kesehatan.
BACA JUGA:Harga Yaris Cross Hybrid serta Fitur dan Performa
Dampak polusi antara lain dampak jangka pendek dan dampak jangka panjang, selain itu polusi juga tidak hanya di luar ruangan namun juga terdapat di dalam ruangan.
Sedangkan dampak jangka panjang ini merupakan dampak yang akan sangat berbahaya bagi kesehatan.
Pada dampak jangka pendek, seperti sesak nafas atau Ispa, penderita akan dapat kembali seperti normalnya.
BACA JUGA:Buronan KPK Ganti Nama dan Kewarganegaraan, Polri: Harun Masiku Masih Pakai Nama Asli
Dr Agus menjelaskan bahwa dampak jangka panjang ini tidak akan dapat membuat kondisi kesehatan penderita untuk dapat kembali seperti semula karena penyakit tersebut telah menetap pada diri penderita.
Bahkan dampak jangka panjang polusi udara ini dapat lebih berbahaya dari pada penyakit Ispa atau penyekit saluran pernafasan.
Menurut Dr Agus sember polusi udara ada 3, di antaranya dari industry, transportasi dan dari rumah.
Maskipun demikian masyarakat dapat melakukan berbagai pencegahan, selain dari tindakan dari pemerintah dan instansi terkait.