Terbanyak di Indonesia, Jakarta Punya 111 Sistem Pemantauan Kualitas Udara

Terbanyak di Indonesia, Jakarta Punya 111 Sistem Pemantauan Kualitas Udara

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memiliki 111 Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) yang aktif di seluruh wilayah Ibu Kota-Istimewa-

JAKARTA, DISWAY.ID - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memiliki 111 Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) yang aktif di seluruh wilayah Ibu Kota.

Jumlah SPKU yang terpasang di seluruh wilayah DKI ini menjadi yang terbanyak di Indonesia.

BACA JUGA:Pemerintah Tambah Anggaran BLT Rp30 T Hasil Efisiensi, Sasar 35 Juta Penerima Manfaat

BACA JUGA:Pemerintah Tambah Target Penerima BLT Jadi 35 Juta Keluarga, Bakal Disalurkan Mulai Hari Senin

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto menjelaskan sistem pemantau udara tersebut dipasang di berbagai titik strategis.

Sistem pemantauan tersebut merupakan kombinasi antara stasiun referensi dan sensor berbiaya rendah (Low-Cost Sensor atau LCS). 

“Melalui sistem yang terintegrasi ini, kami dapat memantau kondisi udara secara real-time dan melakukan langkah mitigasi lebih cepat untuk melindungi kesehatan warga,” ujar Asep dalam keterangannya pada Jumat, 17 Oktober 2025.

BACA JUGA:2 Tahun Operasional Whoosh, 12 Juta Penumpang Nikmati Fasilitas Transportasi Kelas Dunia

Jaringan pemantauan ini merupakan hasil kolaborasi antara DLH DKI Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), BMKG, organisasi masyarakat sipil, perguruan tinggi, serta mitra dari sektor swasta.

Asep menambahkan, seluruh data dari SPKU terhubung ke portal publik udara.jakarta.go.id, yang menampilkan data kualitas udara terkini berdasarkan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU).

Melalui portal ini, masyarakat dapat memantau kondisi udara harian, melihat peta sebaran sensor, mengetahui wilayah dengan ISPU terbaik maupun terburuk, serta memperoleh rekomendasi aktivitas bagi kelompok umum maupun sensitif.

BACA JUGA:Kemenkes: Tren Kasus Penyakit Influenza, ISPA, dan COVID Meroket, Pemicunya Diduga Musim Pancaroba

“Jakarta telah membuktikan bahwa tata kelola data yang terbuka dan terintegrasi tidak hanya memperkuat kebijakan berbasis bukti, tetapi juga mendorong partisipasi masyarakat untuk hidup lebih sehat dan berkelanjutan,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Departemen Geofisika dan Meteorologi Institut Pertanian Bogor (IPB), Ana Turyati menilai, langkah Jakarta memperluas sistem pemantauan kualitas udara merupakan contoh penting bagi kota-kota lain di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads