JAKARTA, DISWAY.ID - Partai Demokrat menggelar konferensi pers soal putusan Mahkamah Agung (MA) atas peninjauan kembali (PK) Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Jumat, 11 Agustus 2023.
Dalam konferensi pers tersebut, Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono mengaku jujur bahwa PK yang diajukan oleh Moeldoko ke MA itu telah memberikan dampak besar bagi para kadernya.
Dia mengatakan ada dua aspek yang dirasakan oleh para kader Partai Demokrat selama MA melakukan PK atas laporan tersebut.
BACA JUGA:Sah! MA Tolak PK Moeldoko Vs Demokrat Pimpinan AHY
Dua aspek tersebut, kata AHY, dianggap telah mengganggu psikologis para kadernya selama kurang lebih 2 tahun 8 bulan.
"Ada dua aspek secara internal PK KSP Moeldoko ini cukup mengganggu psikologis para kader partai Demokrat dan kita juga tahu sekitar 2 tahun 8 bulan kami dibayang-bayangi oleh ancaman aktor-aktor pembegal partai," ujar AHY kepada awak media.
Meski dua aspek tersebut tidak dibeberkan secara rinci oleh AHY, tapi dia mengaku bahwa kader dua aspek tersebut sempat membuat para kadernya khawatir.
Bahkan, tambah AHY, mereka sempat khawatir apakah partai politik berlambang mercy tersebut masih dapat dimilikinya atau tidak.
"Tentu wajar para kader mereka semua takut, khawatir jika partai yang dibangun dan diawaki selama ini dengan susah payah dirampas begitu saja oleh para pembegal partai itu," jelasnya.
Selain itu, PK dari KSP Moeldoko ini juga dianggap telah menimbulkan keraguan masyarakat terhadap Partai Demokrat.
BACA JUGA:Kagetnya Sekjen Partai Demokrat Dengan Keputusan AHY
Oleh karena itu, AHY bersyukur hasil putusan dari MA tersebut mampu membuatnya lega lantaran membuat keraguan masyarakat hilang.
"PK KSP Moeldoko juga menciptakan keraguan kepada cukup banyak kalangan masyarakat kita yang berharap agar Partai Demokrat bisa berlayar dalam koalisi yang tengah kami bangun saat ini," kata AHY.
"Hari ini keraguan itu sirna, Alhamdulillah, puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah Subhanahu Wa Ta'ala, yang telah melindungi kami dari segala gangguan dan ancaman terhadap kedaulatan Partai Demokrat," sambungnya.
Diketahui, MA telah mengakhiri dualisme Partai Demokrat kepengurusan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko Vs Demokrat pimpinan AHY.