Sebuah penelitian membuktikan bahwa hanya dengan membayangkan kehilangan orang terkasih, skor IQ turun untuk sementara, serta menurunkan performa terkait berpikir nalar dan logis.
Saat patah hati, tubuh kita mengeluarkan hormon stres yang lebih banyak dari seperlunya, yang kemudian menurunkan fungsi imun.
BACA JUGA:4 Manfaat Tertawa untuk Kesehatan Tubuh, Enggak Cuma Turunkan Stres
Stres berkepanjangan juga dapat menyebabkan kemampuan kita untuk menoleransi berbagai hal secara psikologis pun menurun.
Misalnya, bisa saja kita menangis tersedu-sedu hanya dengan melihat merk minuman yang disukai oleh orang yang membuat kita patah hati atau merasa sangat frustrasi karena tidak bisa menemukan kunci pintu rumah di dalam tas sendiri.
Adanya rasa bersalah yang besar juga merupakan gejala patah hati yang paling umum dilaporkan, terlepas dari benar atau tidaknya kita bersalah pada situasi tersebut.
Kita menjadi sibuk mencari-cari alasan mengapa perpisahan ini bisa terjadi, apa salah kita, dan apa yang seharusnya dapat kita perbuat untuk mencegah perpisahan ini terjadi.
Ketika Patah Hati, Tidak Tahu Bagian Diri Mana yang 'Patah'
Sayangnya, tidak semua orang memahami bahwa patah hati dapat memicu rasa sakit yang sama atau lebih dari sakit fisik.
Hal ini bisa jadi disebabkan karena ketika patah hati, kita tidak persis tahu bagian tubuh mana yang patah atau sakit.
Bagi beberapa orang, patah hati dapat memicu rasa sakit amat sangat di bagian dada, sedangkan bagi beberapa orang lain patah hati malah membuat tubuh mereka kebas dan tidak bisa merasakan apa-apa.
Karena tidak selalu jelas bagian tubuh mana yang 'patah', terkadang kita pun jadi sulit memahami, menginterpretasi, dan menyadari pikiran, perasaan, dan perilaku kita yang terdampak dari rasa patah hari tersebut.
Ketika kita belum memahami suatu pokok permasalahan, adalah wajar jika proses penyelesaian masalahnya pun menjadi lebih lambat.
Dalam konteks patah hati, wajar ketika ada beberapa orang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pulih dari rasa sakitnya.
Kondisi ini pula yang menyebabkan patah hati seringkali tidak dianggap sebagai alasan yang dapat diterima ketika kita tidak bisa melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasanya.
Jika Anda jatuh sakit dan membutuhkan operasi, maka kemungkinan besar tempat Anda bersekolah atau bekerja akan memberi izin sakit untuk proses pemulihan pasca operasi.