Ukuran tubuhnya digambarkan kecil-kecil seukuran boneka dalam jumlah banyak. Lati merupakan pemegang kuasa atas pohon.
Bila Polahi ingin menebang pohon besar atau mengambil madu lebah hutan yang terdapat di atasnya, Polahi membakar kemenyan, merapal mantera dengan tujuan menyuruh Lati pindah ke pohon lain
Kemudian Tuhan yang ketiga adalah Lausala.
Lausala dalam narasi Polahi layaknya manusia super. Tokoh antagonis yang digambarkan sebagai sosok yang haus minum darah.
Lausala ternyata bukan hanya dideskripsikan sebagai tokoh laki-laki, sebab ada juga perempuan tua yang disebut-sebut sebagai Lausala.
Suku Polahi membuat beberapa gambaran untuk meyakinkan bahwa Lausala itu benar-benar ada.
Orang Polahi meyakini Lausala memiliki mata merah, membawa pedang yang menyala dan ia bisa pindah dengan cepat dari balik bukit ke bukit yang lain.
Menurut orang polahi, jika ada anjing menggonggong itu salah satu pertanda hadirnya Lausala.