JAKARTA, DISWAY.ID-Tren mager atau malas gerak kian naik.
Data Riset Kesehatan Dasar menunjukkan, ini karena terjadi penurunan aktivitas fisik pada anak-anak dan remaja, usia 10-19 tahun.
Plt Direktur Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia Kemenkes Nida Rohmawati mengatakan, kemajuan teknologi menjadi penyebab anak-anak mager.
Sebab, dengan kemajuan teknologi, sebagian pekerjaan menjadi lebih ringan dan serba instan.
"Data Riskesdas 2018, kelompok-kelompok umur yang kurang aktvitas fisik ini anak-anak remaja saja 10-14 tahun. Tidak banyak lagi yang main keluar, main lompat tali dan sebagainya," katanya dalam konferensi pers daring, Jumat 25 Agustus 2023
Pada anak-anak usia 10-14 tahun, riset menyebutkan, hanya 35,6 persen anak dengan aktivitas cukup.
Sedangkan pada rentang usia yang sama, anak-anak yang kurang aktivitas fisik hingga 64,4 persen.
Perbandingan tipis juga terjadi pada penduduk usia muda 15-19 tahun.
BACA JUGA:Kemenkes Sebut Masyarakat yang Mau Booster Covid-19 Boleh Pakai Vaksin Merek Apapun
Di mana 50,4 persen remaja beraktivitas cukup, sedangkan 49,6 persen di antaranya kurang aktivitas fisik.
Nida melanjutkan, sebanyak 158 orang pernah melakukan tes kebugaran.
Dari jumlah itu, hampir setengahnya, atau 49 persen peserta perlu meningkatkan kebugaran jasmani.
"Jadi dari tes kebugarannya lebih banyak yang cukup atau kurang, bahkan kurang sekali angkanya 22 persen," ujarnya. Yang baik hanya 12 persen, baik sekali hanya 7 persen, kebugaran cukup 32 persen, kebugaran kurang 27 persen".
BACA JUGA:Jamin Kesehatan Jemaah Haji Indonesia, Kemenkes Bentuk EMT, Apa Itu?