Selama kunjungan tersebut, para peserta menyelesaikan serangkaian tes psikologis dan kognitif yang mencakup berbagai hal.
Termasuk kecerdasan fluid, memori visuospasial, dan waktu reaksi. Secara keseluruhan 1,1 persen dari orang-orang ini mengalami demensia.
Penulis studi menemukan bahwa orang yang mengikuti kelas pembelajaran pada saat pendaftaran, memiliki risiko 19 persen lebih rendah terkena demensia dibandingkan peserta lainnya.
Hal ini tetap berlaku tanpa memandang etnis. Menariknya, hasilnya tetap serupa bahkan setelah orang-orang dengan riwayat medis diabetes, hiperlipidemia, penyakit kardiovaskular, kanker, atau penyakit mental.
Ia mengusulkan agar uji klinis secara acak dilakukan dalam waktu dekat untuk memvalidasi lebih lanjut efek kognitif protektif dari pendidikan orang dewasa.
"Ini bisa berbentuk uji coba terkontrol di mana satu kelompok peserta didorong untuk berpartisipasi dalam kelas pendidikan orang dewasa, sementara yang lain didorong untuk berpartisipasi dalam intervensi kontrol dengan interaksi sosial yang setara, tetapi tanpa pendidikan," jelasnya.