JAKARTA, DISWAY.ID - Bagi warga Baduy kehadiran internet dapat mengganggu kelestarian. Kendati demikian masih ada toleransi untuk Baduy Luar.
Hal itu dikarenakan Baduy Luar masih digunakan untuk berniaga. Setidaknya ini adalah langkah mendukung ekonomi di sana.
"Kalau di 'Baduy' luar kan masih banyak usaha, jadi masih dibutuhkan untuk bisnis online," ungkap Kepala Desa Kanekes, Salja.
Suku Baduy mengajukan penghapusan jaringan internet pada Juni 2023 dan pengajuan ini diamini oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kab. Lebak, Anik Sakinah.
BACA JUGA:Saksi Ahli Kasus Korupsi BTS Kominfo Sampaikan Kunci: No Crime No Money Laundry
BACA JUGA:Jokowi Desak Perang Hammas-Israel Hentikan Segera Perang dan Kekerasan
"Bulan Agustus audah pengendalian, memang kami belum terima surat resminya. Tapi sudah di-off-kan. Seperti hasil dari kajian mereka,” terangnya.
Pemutusan internet merupakan usulan barisan Kolot Baduy di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak.
Mereka satu suara yakni meminta pemerintah menghapus sinyal internet di wilayahnya.
Anik sendiri menjelaskan bahwa penghapusan sinyal internet dilaksanakan oleh provider pemilik menara Base Transceiver Station (BTS) melalui pengalihan pancaran sinyal.
Jika sebelum penghapusan koneksinya ke wilayah Baduy, maka setelah dilakukan mengarah ke area lain.
BACA JUGA:Waspada! Ular Keluar dari Sarangnya Saat Kemarau, Lakukan Ini untuk Mencegahnya Masuk ke Rumah
"Provider yang meng-off-kan, atas permintaan dari Kementerian," tutur Anik.
Melalui surat, pemimpin adat Baduy menyampaikan penghapusan koneksi internet di daerahnya.