easyJet EZJ.L mengatakan pihaknya telah membatalkan semua paket ke Tel Aviv karena berangkat sebelum 22 Oktober.
Sementara Virgin Atlantic Holidays mengizinkan wisatawan memesan ulang untuk tanggal berikutnya atau mendapatkan pengembalian uang jika mereka bepergian sebelum 18 Oktober.
Serangan yang dilakukan Hamas sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Uni Eropa dan negara-negara lain terhadap komunitas Israel pada 7 Oktober menewaskan sedikitnya 1.300 orang.
Israel telah meningkatkan serangannya terhadap kubu Hamas di Gaza sebagai pembalasan atas serangan tersebut.
InterContinental Hotels IHG.L mengatakan dua hotelnya, Six Senses Shaharut dan Hotel Indigo Tel Aviv Diamond District, ditutup sementara.
BACA JUGA:Intip Kecanggihan Drone UAV Heron yang Dipinjam Israel ke Jerman Untuk Serang Gaza
BACA JUGA:Gawat, Israel Ancam Akan Ada Serangan Besar di Gaza
Terdapat beberapa pembatalan dan beberapa pelanggan memindahkan pemesanan ke akhir tahun.
Karena sebagian besar hotelnya kosong, salah satu jaringan hotel terkemuka di Israel, Isrotel ISRO.TA, di ambang menutup sementara beberapa hotelnya, kata seorang juru bicara.
Eksodus pengunjung asing merupakan pukulan besar bagi industri pariwisata Israel yang menguntungkan, salah satu yang terbesar di negara itu.
Ketika negara itu sedang memulihkan diri dari pandemi COVID-19.
Sektor ini menyumbang 2,8% PDB dan sekitar 3,5% dari total lapangan kerja.
BACA JUGA:Tiongkok Mengutuk Pengepungan Israel di Gaza, Desak PBB Berperan Jamin Gencatan Senjata
BACA JUGA:Perang Israel vs Hamas Menggila, 3.565 Jiwa Melayang hingga Iran Ancam Turunkan Kelompok Hizbullah!
Bulan-bulan mendatang adalah tahun tersibuk bagi ziarah Kristen yang datang dari Amerika Serikat, Inggris, dan tempat lain di Eropa.
" Kami mengandalkan pariwisata untuk hidup. Kami mengalami krisis COVID dan kami masih dalam tahap pemulihan dan perlahan-lahan menunggu para wisatawan kembali," kata Khader Hussein berumur 30 tahun, seorang penjual suvenir di Betlehem.