Ia rela menjual agama dan kehidupannya yang singkat di dunia hanya untuk kemerdekaan semu.
Mosab mulai antipati terhadap Hamas saat sadar bahwa kelompok atau organisasi tersebut brutal.
BACA JUGA: Tiger Wong Juara Usai Kalahkan Hardclone X di Final YGEC 2023
BACA JUGA:Bikin Bangga! Dita Karang Kenalkan Tari Legong Keraton di Knowing Brother Ep. 405
Sehingga ia mulai membencinya, apalagi saat sadar bahwa kejamnya Hamas yang mengorbankan warga sipil dan anak-anak untuk tujuan mereka.
Awal kisah Mosab berpaling dari Hamas adalah saat dirinya ditahan oleh agen Shin Bet pada tahun 1996.
Ia terpesona oleh cara interogasi Shin Bet yang dianggapnya lebih manusiawi dibanding Hamas.
Saat dikurung di penjara Megiddo, pertengahan 1990-an dirinya menyaksikan narapidana Hamas memimpin kampanye selama setahun.
BACA JUGA:10 Lokasi Wisata di Baturraden Banyumas, Nomor 6 Paling Seger dan Asri
BACA JUGA:6 Cara Mengintip Akun TikTok Anak yang Diprivasi, Orangtua Wajib Tahu Nih!
Tujuannya untuk menyingkirkan orang yang dianggap antek Israel.
“Selama waktu itu, Hamas menyiksa dan membunuh ratusan tahanan,” ungkap Mosab kepada New York Post.
Dalam bukunya yang berjudul Son of Hamas dinyatakan bahwa Mosab tidak menuangkan informasi yang diberikan kepada Israel, bahkan ia berdalih ingin menyelamatkan nyawa banyak orang.
Perpindahan kepercayaan dari Islam ke Kristen ia lalu pada kurun waktu dua tahun, pada 1999 dan 2000 saat dirinya bertemu seorang misionaris Inggris.
Sebelum meninggalkan Tepi Barat pada tahun 2007 dan dua tahun sebelumnya Mosab dibaptis di Tel Aviv oleh seorang turis Kristen yang tidak dikenal.