BACA JUGA:Dukung UMKM Go Global, Telkom Bawa UKM Binaan Ikuti China ASEAN Expo
EBITDA dan laba bersih tumbuh masing-masing sebesar 14.8 persen dan 16.6 persen YoY dengan margin keduanya yang semakin baik senilai 80.6 persen dan 22.8 persen.
Dari sisi operasional, jumlah kolokasi dan jumlah penyewa juga mengalami peningkatan masing-masing sebesar 21.3 persen dan 10.5 persen YoY.
Pada periode tersebut Mitratel membukukan kinerja keuangan yang kian kuat dengan leveraging ratio yang relatif rendah, yakni rasio net to debt EBITDA sebesar 1,9x.
Hal ini menunjukkan stabilitas perusahaan serta peluang pertumbuhan di masa mendatang.
Mengikuti implementasi inisiatif FMC, selanjutnya Telkom akan membentuk InfraCo sebagai entitas baru pada kuartal keempat tahun 2023.
Entitas ini diharapkan dapat menjadi penggerak utama perseroan dalam meningkatkan nilai perusahaan dengan memfasilitasi penetrasi fiber yang luas, menyediakan layanan telekomunikasi yang andal, dan mendorong peningkatan penciptaan nilai bagi pelanggan.
Hingga September 2023, Telkom telah menggunakan belanja modal perseroan mencapai Rp 22.1 triliun atau 19.9 persen dari total pendapatan.
BACA JUGA:Business Matching PaDi UMKM Tembus Rp 55 M, Telkom Dukung UMKM di Medan Naik Kelas
BACA JUGA:Partisipasi TelkomGroup Dukung Pendanaan Startup Nasional Melalui Peresmian Merah Putih Fund
Belanja modal ini difokuskan pada pengembangan infrastruktur jaringan telekomunikasi demi pengalaman digital pelanggan yang lebih baik.
Pada bisnis fixed broadband, belanja modal digunakan untuk pengembangan akses fiber optic, infrastruktur kabel laut dan proyek lainnya seperti menara telekomunikasi dan data center.
Sementara itu, belanja modal juga digunakan untuk peningkatan kualitas dan kapasitas jaringan 4G, pengembangan teknologi 5G serta penguatan sistem IT pada bisnis mobile.