Tank Israel Kepung RS Al Shifa, Siapapun yang Coba Keluar Akan Ditembak, Ribuan Pengungsi dan Pasien Terjebak

Minggu 12-11-2023,17:35 WIB
Reporter : Lebrina Uneputty
Editor : Lebrina Uneputty

GAZA,DISWAY.ID – Militer Israel mengepung rumah sakit terbesar di Gaza, Kompleks Rumah Sakit (RS) Al Shifa. 

Rumah Sakit Al Shifa diketahui sarana kesehatan terbesar, tempat ribuan pasien dan pengungsi di sana. 

Pasien dan pengungsi terjebak  dikepung militer Israel sejak Jumat malam kemarin. 

BACA JUGA:Kepada Raja Yordania Abdullah II bin Al-Hussein, Jokowi : Pemindahan Paksa Warga Palestina Harus Ditolak

Tank lapis baja Israel itu menembak siapapun yang mencoba bergerak atau keluar dari kompleks tersebut. 

Kompleks tersebut, yang merupakan fasilitas medis terbesar di Gaza, telah menjadi sasaran langsung serangan udara Israel, disertai dengan tembakan artileri berat dan aktivitas drone yang terus menerus. 

Hal ini menghalangi evakuasi para pengungsi, korban luka, pasien, tim medis, dan paramedis yang masih terjebak di dalam tanpa listrik, makanan, air, atau bahan bakar.

Mengutip kantor berita Wafa, Minggu 12 November 2023, puluhan jenazah tersebar di kompleks dan sekitarnya. 

Tim ambulans tidak dapat menghubungi mereka untuk evakuasi karena intensitas pemboman dan tembakan Israel.

Menurut Komite Palang Merah Internasional, mengevakuasi Kompleks Medis Shifa merupakan sebuah tantangan karena terdapat lebih dari 60 pasien dalam perawatan intensif, lebih dari 40 bayi di bangsal perawatan, dan lebih dari 500 pasien di unit dialisis ginjal.

BACA JUGA:Ustaz Adi Hidayat Ikut Fatwa MUI, Ini Daftar Produk Zionis Israel dari Makanan, Pakaian hingga Popok Bayi

Rumah Sakit Nasr juga berada di bawah pengepungan dan pemboman Israel selama beberapa hari. 

Dokter, perawat, dan pengungsi terpaksa pergi, hanya menyisakan pasien dan korban luka tanpa ada yang merawat mereka.

Selain itu, artileri Israel secara langsung menargetkan Rumah Sakit Al-Quds di Kota Gaza, menciptakan kepanikan di antara sekitar 500 pasien dan 14.000 pengungsi yang mencari perlindungan di sana.

Sejak dimulainya agresi pada tanggal 7 Oktober, 198 petugas kesehatan dan 36 personel pertahanan sipil telah dibunuh oleh Israel, dan lebih dari 130 orang terluka. 

Kategori :