BACA JUGA:Chris Martin Nyeker di Jalan Jakarta Jelang Konser Coldplay, Melokal Banget!
Pihak pejabat Palestina mentakan bahwa ribuan pasien, staf dan warga sipil yang mengungsi diyakini masih berada di dalam kompleks rumah sakit.
Dari Hamas mengatakan bahwa mereka meminta pendudukan Israel dan Presiden Biden bertanggung jawab penuh atas serangan yang dilakukan tentara Israel tersebut.
Hamas juga mengatakan pada Rabu pagi bahwa pernyataan intelijen Amerika yang menyatakan bahwa Amerika mendukung tuduhan Israel jika pihak Hamas melakukan operasi di Al Shifa.
Pernyataan dari intelijen Amerika tersebut merupakan lampu hijau atau izin untuk serangan ke RS AL Syifa Gaza.
BACA JUGA:Daftar Produk Pro Israel di Indonesia Terkait Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI)
BACA JUGA:Pesan Kapolri Hadapi Pemilu 2024: Siapapun Presidennya, Tugas TNI-Polri Jaga Keutuhan Masyarakat
“Dengan narasi palsu Israel oleh Gedung Putih dan Pentagon, yang mengklaim bahwa perlawanan menggunakan kompleks medis Al Shifa untuk tujuan militer, adalah lampu hijau bagi pasukan Israel untuk melakukan lebih banyak pembantaian terhadap warga sipil,” kata Hamas.
“Kami menganggap pasukan pendudukan bertanggung jawab penuh atas nyawa staf medis, pasien, dan pengungsi di Al Shifa,” kata Mai Alkaila selaku Menteri Kesehatan Otoritas Palestina.
Otoritas kesehatan dan direktur Al Shifa membantah bahwa Hamas menyembunyikan infrastruktur militernya bawah kompleks rumah sakit.
Pihak otoritas kesehatan menjelaskan bahwa akan lebih baik jika adanya inspeksi internasional untuk membuktikan tuduhan tersebut.
BACA JUGA:Nobel Robin
Youssef Abul Reesh yang merupakan pejabat dari Kementerian Kesehatan Gaza yang berada di dalam rumah sakit, mengatakan jika terdapat lusinan tank dan pasukan dalam ruangan gawat darurat RS AL Syifa Gaza.
“Ada ledakan besar dan debu masuk ke area tempat kami berada. Kami yakin ledakan terjadi di dalam rumah sakit,” kata Dr Munir al Bursh selaku Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza