TEKNOLOGI pengolah sampah terbaik saat ini, Anda sudah tahu: ciptaan Prof Dr Akhmad Zainal Abidin. Ia guru besar ITB. Teknologi itu sudah sukses diterapkan di Dumai. Baru di satu lokasi itu.
Prof Zainal tergolong anti sampah jadi listrik. Itu, katanya, dobel subsidi. Sampahnya disubsidi. Harga jual listriknya juga di subsidi: PLN harus beli listriknya lebih mahal.
Kini muncul teknologi sederhana ciptaan seorang tamatan madrasah aliyah. Sudah berhasil diterapkan di Desa Taji, Karas, Magetan. Baru di satu desa itu. Tapi yang datang belajar ke sana sudah dari mana-mana. Pun dari Bontang, nun di Kalimantan Timur (BACA JUGA:Cholid Wolbachia).
Penciptanya: Sigit Supriyadi.
Umur: 52 tahun.
Pekerjaan: petani (kini jadi kepala desa).
Pendidikan: diberhentikan dari SMA sampai sembilan kali. Akhirnya Sigit lulus madrasah aliyah negeri Jombang: hanya karena ingin punya ijazah.
Moh Cholid Hanafi (kiri) dan Sigit Supriyadi di Magetan.-Dokumentasi Pribadi-
Sigit sama sekali tidak ingin bergerak di bidang sampah. Ia hanya dikenal sebagai orang yang banyak akal di desanya.
Tahun lalu Sigit menerima curhat dari kiai pondok Temboro: bagaimana bisa mengatasi sampah pondok besar itu. Soalnya sampah pondok tidak bisa diterima di tempat sampah desa: terlalu banyak. Rumah Sigit hanya sekitar 500 meter di sebelah barat pondok.
Anda sudah tahu: Temboro adalah ''pusat'' jamaah tablig di Indonesia. Puluhan ribu orang datang ke sana. Lokasinya tidak sampai 10 km dari pangkalan udara Iswahyudi, Maospati –ke arah barat laut.
Sigit bukan anggota jamaah tablig. Tapi ia sering ke pondok itu. Sesekali salat Jumat di masjid Temboro. Masjid barunya seperti hanggar pesawat –saking besar dan simpelnya.
Awalnya Sigit hanya membakar sampah pondok itu di lahannya. Beberapa minggu kemudian ia undang penduduk untuk mengambil sampah yang bisa dijual. Sisanya yang dibakar. Penduduk kapok: jijik. Hasilnya pun tidak memadai.
Sigit lantas menggaji mereka. Pondok hanya memberi uang Rp 35.000/truk yang datang. Tidak cukup untuk gaji 15 orang.
Akhirnya Sigit menciptakan mesin pemilah sampah. Juga mesin pencacah sampah. Bikinan sendiri. Itu tidak menarik perhatian. Belum.
Yang menarik adalah: temuannya di bidang cara bakar sampah. Ia menyebutnya sebagai teknologi oksidator. Membakar sampah dengan sampah.
Untuk itu Sigit menciptakan tungku. Belum pernah ada tungku seperti ciptaan Sigit. Ukurannya kecil: 2,4 m x 2,4 m dengan tinggi 3,6 m.
Lapisan luar tungku itu terbuat dari plat baja. Bagian dalamnya bata. Dua lapis. Satu lapis disusun miring, satu lapis lagi disusun telentang.
Di bagian depan tungku diberi lubang segi sempat. Sekitar 40 x 50 cm. Lubang itu untuk memasukkan sampah yang sudah dicacah.
Tungku Sigit ini dua bidang. Atas bawah. Yang bawah tingginya sekitar 50 cm. Yang atas 3,1 meter. Penyekatnya juga dari baja. Baja penyekat ini diberi lubang-lubang. Untuk isap oksigen sekalian menjatuhkan abu dan residu lainnya.
Ruang bakarnya di atas penyekat itu. Sampah masuk di tungku bagian atas itu. Di situ, di bagian agak bawah, dibuatkan semacam knalpot. Nyaris tidak ada asap yang keluar dari knalpot.
''Asapnya telah kami bakar lagi di bagian atas tungku,'' ujar Sigit. ''Asap yang masih keluar dari knalpot lebih sedikit dari asap orang merokok,'' tambahnya.
Fungsi bata dua lapis adalah: penghasil panas. Bata itu, setelah dipanaskan, jadi bata yang membara. Panasnya bisa sampai 1.300 derajat.
Panas yang dihasilkan bata yang membara itulah yang membakar sampah.
Untuk kali pertama tentu harus pakai bahan bakar. Kayu. Tidak lama.
''Cukup 15 menit,'' katanya.
Lalu sampah sudah bisa dimasukkan. Terbakar. Membuat bata lebih panas lagi. Sampah pun terus dimasukkan. Terbakar lebih cepat lagi. Begitu terus sampai bata sangat panas. Memerah. Membara. Seperti menyala.
Kata '15 menit' itu juga kira-kira. Tidak ada penanda digital atau alat pengukur. Tidak harus beli alat penanda. Dari mana bisa tahu sampah sudah bisa dimasukkan? Dari mana tahu batanya sudah panas atau belum?
''Bisa pakai cara alamiah,'' katanya.
Setelah kayu membakar tungku sekitar 15 menit pasanglah telinga baik-baik. Kalau sudah ada suara letusan kecil ''bleduk, bledug'' berarti pembakaran dengan kayu bisa diakhiri. Dinding bata sudah panas.
''Sampah mulai bisa dimasukkan,'' katanya. Suara tadi itu menandakan pecahnya molekul-molekul air.
''Jadi, untuk lapisan-dalam tungku Anda tidak pakai batu tahan api?'' tanya saya. Saya ingat semua konstruksi kiln dilapisi batu tahan api.
''Saya tidak mau menggunakan batu tahan api,'' kata Sigit.
''Kenapa?''
''Batu tahan api itu justru menyerap panas,'' jawab Sigit. ''Saya pakai bata karena ingin bata itu memancarkan panas untuk membakar sampah,'' tambahnya.
Rupanya Sigit menggunakan prinsip bakar bata di desa-desa. Lalu disempurnakan. Saya mudah memahami prinsip kerja tungku Sigit itu karena saat remaja sering ikut bakar bata.
Rupanya itulah yang membuat Sigit sering dikeluarkan dari SMA. Sampai pindah SMA sembilan kali. Ia terlalu sering mengoreksi gurunya. Terutama guru matematika dan fisika. Lalu Sigit dianggap anak nakal.
''Saya juga pernah dikeluarkan dari SMA Panca Bhakti Magetan,'' katanya. Rupanya Sigit tahu SMA tersebut berada di bawah Pesantren Sabilil Muttaqin Magetan –di lingkungan keluarga besar kami. Saya pun malu tersipu.
''Apakah Anda juga sering mengoreksi guru agama?'' tanya saya.
''Tidak,'' jawabnya. Ternyata hanya di pelajaran agama yang Sigit tidak pernah koreksi. ''Ayah saya kiai,'' katanya.
Dengan prinsip tungku seperti itu maka sampah yang tidak bisa didaur ulang tuntas terbakar di situ. Nyaris tanpa biaya operasional. Investasinya pun sangat murah. Biaya membangun tungku itu hanya sekitar Rp 250 juta. Sebelum di-mark-up. Kalau pun satu kelurahan perlu dua tungku itu baru Rp 500 juta.
Bagaimana dengan sampah basah? Bekas pampers atau kain pel?
''Justru bagus,'' kata Sigit. ''Kadar air di sampah itu menambah besarnya api. Molekul-molekul air yang pecah meningkatkan nyala api,'' katanya.
Sigit mengambil contoh kebakaran. Bila disiram dengan air yang kurang, justru membuat api lebih besar. Kecuali airnya bercampur busa yang banyak.
Rasanya Sigit berhasil menemukan cara mengatasi sampah Indonesia. Tidak perlu lokasi besar.
Mungkin Sigit akan dibenci orang banyak. Caranya menyelesaikan sampah itu merugikan para pemain proyek besar di bidang sampah. (Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Edisi 20 November 2023: Cholid Wolbachia
Lagarenze 1301
Cak Mul rajanya pertamax/
Om Bitrik sering menyalip/
Magetan hebat bukan hoax/
Lurah Bontang sampai perlip//
Catatan: perlip = suka, cinta
Lagarenze 1301
Lurah Bontang belajar ke Magetan/
Pemkab Magetan gandeng Kampar/
Sampah jadi maggot bukan mainan/
Jika diekspor pendapatan berkibar//
Catatan: maggot adalah larva lalat Black Soldier Flay, mengonsumsi sampah organik, diolah menjadi bahan makanan ternak. Pemkab Magetan bekerjasama dengan PT Bio Cycle Indo Kampar untuk pengeloaan sampah di Magetan dan sekitarnya, antara lain dengan metode maggot.
Wilwa
Dari ucapannya mantan Menkes tak terlalu paham soal genetika. Ini hanya otak atik sel nyamuk. Tak sampai edit DNA nyamuk apalagi edit DNA manusia.
rid kc
Alhamdulillah bisa login dan komentar. Kemarin tidak.bisa login dan tidak bisa komentar walaupun sudah berkali-kali login. Pak DI tolong penyebaran nyamuk Wolbachia untuk memberantas demam berdarah di desa Telihan Kalimantan itu dipantau dan ditulis di sini Bapak apakah ada efek negatifnya soale banyak video di tiktok yang kontra terhadap cara pemberantasan DB dengan menyebarkan nyamuk Wolbachia. Semoga pak DI nanti berkenan menulis hasil di Telihan itu. Memang cara ini ditentang keras oleh masyarakat dan tokoh dengan berbagai argumentasinya. Benar kata pak DI kasus ini seperti pembuatan mobil listrik pada zaman pak SBY dan pembuatan vaksin Nusantara oleh pak Terawan untuk mengatasi covid 19. Xovid 19 pun selesai dengan perang Ukraina dan ternyata masyarakat aman saja. Saya yakin pemerintah sudah on track.
rid kc
Alhamdulillah bisa login dan komentar. Kemarin tidak.bisa login dan tidak bisa komentar walaupun sudah berkali-kali login. Pak DI tolong penyebaran nyamuk Wolbachia untuk memberantas demam berdarah di desa Telihan Kalimantan itu dipantau dan ditulis di sini Bapak apakah ada efek negatifnya soale banyak video di tiktok yang kontra terhadap cara pemberantasan DB dengan menyebarkan nyamuk Wolbachia. Semoga pak DI nanti berkenan menulis hasil di Telihan itu. Memang cara ini ditentang keras oleh masyarakat dan tokoh dengan berbagai argumentasinya. Benar kata pak DI kasus ini seperti pembuatan mobil listrik pada zaman pak SBY dan pembuatan vaksin Nusantara oleh pak Terawan untuk mengatasi covid 19. Xovid 19 pun selesai dengan perang Ukraina dan ternyata masyarakat aman saja. Saya yakin pemerintah sudah on track.
Wilwa
Nyamuk JANTAN tidak menghisap darah tapi madu. Nyamuk BETINA yang menghisap darah mamalia untuk produksi telurnya. Jadi perlu transparansi juga bahwa yang disebar itu nyamuk JANTAN semua.
Wilwa
Lanjut. Jadi argumen bahwa bakteri wolbachia bisa mengubah DNA kita menandakan orang yang bersangkutan, walau dokter sekalipun, tak paham cara kerja DNA. Kedua ketakutan atas kemungkinan penyebaran penyakit kaki gajah dll. Resiko itu muncul kalau ada nyamuk BETINA demam berdarah yang terpapar bakteri wolbachia bersamaan dengan pelepasan nyamuk JANTAN demam berdarah yang terpapar bakteri wolbachia. Itupun dengan catatan kalau bakteri wolbachia itu diambil dari serangga yang mengakibatan penyakit kaki gajah, dll tersebut. Di sini memang diperlukan transparansi dari serangga apa bakteri wolbachia itu diambil dan kepastian bahwa tidak ada parasit atau bakteri atau virus “berbahaya” lain yang mungkin ikut terbawa dalam proses pemaparan bakteri wolbachia.
Nimas
Santun, cerdas, ramah. Ganteng bonus.Ilmu dan etika berjalan beriringan. Masih minta nasihat pula. Bahkan belajar langsung ke Magetan. Ustadz Cholid Hanafi. Lurah yg haqqul yakin amanah. Ketika jabatan di berikan kepada orang yg tepat. Semua program Pemerintah insha Allah terealisasi dg baik. Sayapun akan terus belajar Wolbachia di sini di kelas Disway. Sewaktu2 Program itu di terapkan di desa tempat sy tinggal, paling tidak sy tak terlalu gagap. Sukses Pak Lurah Cholid.
Udin Salemo
Desa sampean sugih. Duite turah turah. Bimtek materi recehan saja adakan acaranya di hotel bintang tiga....wooow. Kepala desanya perlu disekolahkan ke Medaeng. Atau suruh ngamen di bawah toll pocan. Biar tau sulitnya cari duit.
Muin TV
Harus diakui, orang barat kalau membangun itu sangat menghargai lingkungan. Di Pekanbaru ada Komplek Chevron. Mereka dalam membangun komplek ini, benar-benar terncana. Menebang pohon seperlunya. Kalau kita masuk ke sana, terasa kita bukan di Indonesia. Sebelah kiri jalan aspal, berdiri rumah-rumah tanpa pagar. Persis seperti di film-film Hollywood. Sebelah kanannya masih hutan. Kadang kalau sore mulai jam 6, kabut mulai turun disertai dengan monyet-monyet yang turun ke jalan. Kalau kita gak waspada, bisa ketabrak tuh monyet. Beda dengan kita., semua pohon diratakan. Besar kecil, habis dibuldoser. Kemudian dibangun perumahan. Akhirnya perumahan itu jadi gersang.
DeniK
Komentar kemarin Singa Geweh Cerita tentang Sangatta Pernah jadi warga Sangatta ketika masih jadi kecamatan lalu jadi kabupaten Kutai Timur pecahan dari kabupaten Kutai Kartanegara. Sangatta baru - Sangatta lama yang di ubah jadi Swarga Bara. Punya hunian eksklusif kaum Australia di Tanjung Bara. Ketika KPC masih di pegang Australia semua terjaga lingkungan nya . Ditata dengan sedemikian rupa . perumahan yang ramah lingkungan .F house.G house .Junior camp . senior camp . Semuanya asri . Sekian dan terimakasih.
Echa Yeni
Etika itu ada ketika Tika ada prelu saja(tntu sja bagi org yg gk pnya/g'pake adab) Ee.tika,mau kamana. Mau masak lah.sbb masih m_entah. Mkmkmkxkxkx
imau compo
Kita berharap seseorang mendapatkan apresiasi sesuai prestasinya seperti cerita Pak Mirza di atas tapi empiris di lapangan membuat publik frustrasi. Kadis dipilih bukan berdasarkan kompetensinya tapi setorannya. Cerita-cerita seperti sejarah Baharudin Lopa dan Hoegeng harus lebih diintensifkan produksi dan penyebarannya di Masyarakat. Mudah-mudahan bisa mereduksi kredo cari yg haram saja susah apalagi yg haram. Dalam skala kecil komentar Pak Mirza selalu memberi inspirasi. Tentu saja CHD dalam level yg lebih tinggi.
Gregorius Indiarto
"Hampir satu jam saya ngobrol......". Si Bos, hampir satu jam ngobrol tanpo hasil, gak mungkin. (koyo jomblo ae, ngobrol satu jam gak ono hasile). Dan , kalimat terakhir, tebakan tulisan CHD untuk besok. Mbok ora usah melu melu nebak lho Bos, kuwi bagiane perusuh. Met pagi, salam sehat dan bahagia.
Ulik Kopi
Pengayaan materi dengan sumber link pribadi seperti ini lebih berwarna dan terasa nyata, dari sosok-sosok yang hidup. Kok ya bisa sampai ada koneksi sampai ke Gunung Telihan pak Mirza ini. He he Memang ada yang bilang, kita ini terhubung ke yang lain rata-rata dalam 6 rantai saja. Saya dengan pak Ngatimin bisa terkait lewat pak Mirza, lalu lewat atau tanpa adik pak Mirza. Atau saya dengan pak SBY hanya 2 rantai saja. Syaratnya harus lewat Abah DI. Klu lewat beliau ke siapapun jadi lebih cepat terhubung. Ini jalur emas.
Mirza Mirwan
Muhammad Cholid Hanafi, SKM. Dari jabatannya, Lurah, golongannya mungkin III/C atau malah III/D. Dalam 10-12 tahun mendatang mungkin menjadi Kadis Kesehatan atau dinas lainnya, dengan catatan mau mengambil program magister (S-2). Universitas Terbuka menyelenggarakan program S-2, kok, bahkan S-3. Dari fotonya yang masih terlihat muda, siapa tahu ia kelak pensiun sebagai Sekda (IV/E), setidaknya asisten Sekda. Semoga. Kelurahan Gunung Telihan itu salah satu kelurahan di Kec. Bontang Barat. Tetangga adik saya pernah tinggal di Gunung Telihan cukup lama. Sebagai pedagang bakso. Dari jualan keliling hingga punya kedai. Bukan hanya satu, tapi empat kedai. Kini semua kedai itu dipegang keponakannya. Tiga anaknya tak mungkin menanganinya: si sulung Kapten TNI, adiknya (prp) dokter anak, si bungsu insinyur pertambangan. "Kalau dulu saya tidak nekad menyeberangi laut, mungkin menyekolahkan anak-anak sampai SMA saja sudah megap-megap, Pak," kata Ngatimin, 62, tetangga adik saya itu. Kini Ngatimin tinggal berdua dengan isterinya. Tak perlu bekerja lagi. Tiap bulan 4 keponakannya mentransfer masing-masing Rp2,5juta. Tahun 2025 nanti ia akan berangkat haji bersama Sukiyem (60), isterinya, tetapi sebelum pandemi dulu keduanya sudah melaksanakan umrah. Kini hidup Ngatimin dan isterinya benar-benar lebih banyak untuk ibadah.
thamrindahlan
Selamat Pagi Sobat Pak Mario dan Sahabat Perusuh. Salam kenal sejawat Moch Cholid Hanafi (MCH) Sarjana Kesehatan Masyarakat bekerja lebih kepada kegiatan Promotif dan Preventif. Sasaran adalah mencegah rakyat jangan sampai jatuh sakit. Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) memiliki beberapa jurusan : Epidemiologi, Kesehatan Lingkungan, Demografi dan Keluarga Berencana, Gizi, Kesehatan Kerja dan Pendidikan Kesehatan. Anda sudah tahu ketika seseorang jatuh sakit, barulah mereka ke komunitas Dokter Medis untuk mengikuti program Therapie dan Rehabilitasi. Pak Lurah jabatan struktural dibawah Pak Camat membawahi 8-10 Rukun Warga (RW to RT). Cocok dan tepat sekali seorang pemimpin memiliki visi misi Kesehatan Masyarakat. Sebagai ujung tombak pelayanan publik MCH memprioritaskan Program Lingkungan Sehat di Kelurahan Gunung Telihan Bontang. Belajar cara mengolah sampah sampai ke Desa Taji Karas Magetan merupakan bukti keseriusan melakukan salah satu upaya pencegahan agar warga sehat dan bisa produktif. Health not everything but without health everything is nothing. Setuju sekali Abah sangat bijak tak perlu memberi nasehat. Justru yang diperlukan MCH adalah doa dan juga bantuan syiar informasi agarPprofil Pak Lurah SKM ini menjadi contoh Pak Lurah se Indonesia. Inilah kehebatan Literasi seperti yang sering disampaikan sobat Liam Then. Peran aktif Kades, Bupati, Camat, Lurah, Pak RW RT membangun wilayah sesuai wewenang & tg.jawab. Kesejahteraan rakyat dimulai dari sini
MULIYANTO KRISTA
@mas HL : Saya tau mas Eko Banyuwangi karena sebelumnya sudah komunikasi lewat WA. Beliau sebenarnya pembaca lama juga, cuman beberapa puluh purnama gak bisa log in. Terus hubungi saya, akhirnya bisa log in lagi.
Handoko Luwanto
Awalmya heran koq cak Mul bisa tahu nama asli akun Aku dan kita Official adalah mas Eko :-). Ternyata d atas sudah ada tertulis Eko_bwi. Asal Banyuwangi kah, mas Eko ?
Handoko Luwanto
Total prosesnya tiap pagi itu tidak sampai memakan waktu 15 menit. Kecuali jika kak Admin ada salah ketik/format nama perusuh pada komentar pilihan. Atau mistype-2 kecil lainnya.
Handoko Luwanto
Halo man-teman sesama perusuh Disway. Trima kasih atas perhatiannya. Aplikasi perekap ini dibikin untuk sekedar keluar dari tema coding sy se-hari2. Jadi tiap pagi, laman disway edisi kemarin di save-as menjadi file teks. Lalu file teks tsb diumpankan ke aplikasi untuk dihasilkan mode jurnal tanpa bintang. Disusul laman disway edisi hari itu juga di save-as menjadi file teks. File teks tsb juga diumpankan ke aplikasi dengan mode yg berbeda. Menghasilkan jurnal Disway edisi kemarin lengkap dengan bintangnya.
Handoko Luwanto
Jurnal Perusuh Disway Edisi: Mulus Pegasus (Min,19-11-2023)
#.Nama (Komen;Kata)AWARD [diReplyOrangLain;meReplyOrangLain]
#1.Agus Suryonegoro III (10;289)★★ [5;1]
#2.ahmad faqih (3;113)★
#3.Aku dan kita Official (3;93) [0;2]
#4.alasroban (1;6)
#5.Amat K. (2;15) [1;0]
#6.AnalisAsalAsalan (2;62) [0;1]
#7.Azwar Anas (3;114)
#8.Azza Lutfi (1;11) [0;1]
#9.bitrik sulaiman (2;32) [0;1]
#10.dabudiarto71 (1;7)
#11.didik sudjarwo (1;5)
#12.Echa Yeni (4;114) [0;3]
#13.Edi Sampana (1;12)
#14.Em Ha (1;52)
#15.Endang Puspitarini (1;1)✏️
#16.Er Gham (2;134)
#17.Fa Za (1;45)
#18.Gregorius Indiarto (1;50)
#19.Guslurah (2;2)
#20.Handoko Luwanto (13;1179)★★ [4;1]
#21.Hendro Purba (1;34)★
#22.imau compo (9;384)★ [3;3]
#23.Jimmy Marta (12;410)★★ [6;3]
#24.Jo Neca (10;165)⚾️ [1;8]
#25.Johannes Kitono (4;681)★★ [3;0]
#26.Jokosp Sp (13;1248)★★★ [2;7]
#27.Juve Zhang (15;802)✒️ [3;1]
#28.Kang Sabarikhlas (1;51)
#29.Lagarenze 1301 (11;608)★★★★★★★< style="font-size: 11pt; font-family: 'Apple Color Emoji'; color: #333333; letter-spacing: 0.15pt;">⭐️ [5;5]
#30.Leong Putu (11;219)⚽️ [7;4]
#31.Liam Then (12;1548)★ [3;3]
#32.mamat (1;29)★
#33.Mirza Mirwan (2;206)★ [3;0]
#34.MULIYANTO KRISTA (3;36) [0;3]
#35.mzarifin umarzain (2;5)★⏰ [2;0]
#36.Nimas (3;55)★ [0;3]
#37.nur cahyono (1;4)
#38.Pedro Patran (3;143)★ [1;0]
#39.Rodrygo Goes (4;146) [1;2]
#40.thamrindahlan (1;226)★
#41.Udin Salemo (7;410)★ [5;4]
#42.Ulik Kopi (1;4)
#43.yea aina (3;173)★★ [2;0]
#44.Yellow Bean (3;180) [0;1]
#45.yulian yulian (1;21)★
Total: 189 Komentar dengan 32★ dari 19 Orang
✏️: Rockie per 30Sep2023 (1 Orang)
Aku dan kita Official
Oalah... Kalimat terakhir di CHD hari ini sebenarnya mau sy jadikan komen sejak baca awal tulisan. Lha kok di tulis Dewe Karo Abah. Ciloko Iki Ra ndue bahan utk komentar. Mkmkmk
Echa Yeni
Hahahaa.. saya juga mau nulis itu.lha kok mbahe chd yg due dw kok melu" nebak. Gething aq(ikut" kank SI)
Pedro Patran
"Namanya: Moh Cholid Hanafi, Jabatan : Lurah Gunung Telihan, kota Bontang"; begitu tulisan Abah DIs. Saya jadi ingat di kota Balikpapan ada banyak nama tempat yang diawali kata 'Gunung'. Yg saya ingat ada lebih dari lima tempat, yaitu: Gung Samarinda, Gunung Sari, Gunung Bahagia, Gunung Tembak, Gunung Polisi, Gunung Pasir, Gunung Bakaran, dan mungkin masih ada lagi yg mungkin terlewat dari pengingatan saya. Bagi saya dari dulu sampai sekarang, yg paling unik adalah Gunung Polisi. Mungkin ada rusuhwan /wati yg saat ini tinggal di Bpp bisa ngasih pencerahan, hehehe...
edi susanto
Yes, now we know!!! Kalimat terakhir CHD hari ini. Telah menjawab kegelisahan kita selama ini: KENAPA SUSAH LOGIN? Jangankan memperbaiki sistem login. Lha wong sekelas Abah -si empunya Disway- saja hanya bisa "menebak" judul tulisan selanjutnya. Tidak bisa menentukan. Artinya, posisi admin sangat sangatlah kuat. Secara teknis. Maka janganlah kita heran. Bila usulan, ide, evaluasi dan protes kita selama ini tentang susahnya login, seakan angin lalu. Lha juragannya saja ga didengerin. Apalagi hamba pembaca, seperti kita.
Johannes Kitono
Pagi ini setelah baca Cholid Wolbachia langsung kepinggir sungai Kapuas dikota Sanggau.Air sedang pasang dan sampah kayu dan plastik mengalir dari hulu.Biarpun sudah ada Perda Bupati.Tentang Pelarangan buang Sampah di Sungai. Kebiasaan anggap sungai sebagai tong sampah raksasa. Yang sudah berlangsung ratusan bahkan ribuan tahun harus dirubah.Sungai harus lestari tempat ikan berkembang biak untuk dikonsumsi manusia.Kalau di Bali ada Bule yang terpanggil bersihkan sampah sungai.Harusnya di Sanggau juga ada.Tidak perlu SI a S2 untuk hidup bersih.Paling penting kesadaran masyarakatnya.Dulu pernah diving bersama bule Perancis di Pulau Komodo. Iseng-iseng ambil kerang terompet kosong didasar laut. Ketika bawa keatas langsung disemprot Bule Perancis yang bohai. Dengan suara kencang perempuan sexy itu minta kerang terompet itu dikembalikan ke lokasinya.Malunya lebih dari pangkat sepuluh. Dan kerang tsb di retur pada second dive ditempat semula.Sampah kayu di sungai Kapuas umumnya sisa penebangan saat bakar ladang.Seyogyanya Perusahaan seperti Sime Darby, Djarum dan Sinarmas guyurkan CSR untuk atasi sampah sungai. Tidak perlu tunggu Bupati atau Camat tamat kuliah Kesehatan Masyarakat baru.memulainya.
Amat K.
Lebih seminggu saya kurang antusias mengikuti kolom komentar karena sibuk urusan duniawi. Bahkan pesan dari Pak Pry pun belum tertanggapi. Maafkan saya Pak Pry. Perihal sampah yang dibahas hari ini, saya ingat perkataan Obito Uchiha yang sangat fenomenal, "Orang yang melanggar aturan memang sampah, tapi orang yang meninggalkan temannya lebih buruk dari sampah". Sesampah-sampahnya sampah ternyata masih ada yang lebih buruk darinya. Sampah masih bisa didaur untuk menjadikannya berguna kembali. Bagaimana dengan orang yang lebih buruk dari sampah? Apakah masih bisa didaur? Atau dibakar? Hatta, setelah saya pikir-pikir, saya ndak daftar Gathering Perusuh ke-2. Tidak memungkinkan dengan kondisi sekarang. Lagipula saya sudah melihat Abah langsung via Zoom semalam. Honey (sayang), durasinya terlalu singkat. Menurut saya, pembahasan diskusi dari peserta masih belum sampai ke core-nya. Meski begitu, di waktu yang terbatas itu masih sempat-sempatnya pula si narasumber menggoda seorang ibu di sana. Ibu-ibu di luar rumah saja digoda, apalagi istri sendiri. Fix, Ibu Nafsiah pasti jadi ratu di rumah.
Fiona Handoko
selamat pagi bp thamrin, bung mirza, bp jokosp, bp jo dan teman2 rusuhwan. home stay semua penuh. warung kaki lima hingga resto2 semua ramai. ojek laris manis. pedangang suvenir laku kenceng. sayangnya itu hanya terjadi di magelang. karna ada event borobudur marathon. yg diadakan oleh bank jateng, harian kompas dan pemprov jateng. demikian pula di negeri paman sam. dimana ketika penyanyi taylor swift datang ke suatu kota untuk konser. para penggemarnya akan berdatangan. hal itu akan memutar roda ekonomi di kota tersebut. sampai2 fenomena ini dibahas di berbagai publikasi sebagai "swiftonomics". mungkin saja suatu saat akan dikenal "diswaynomics". dimana reuni perusuh, eh rusuhwan rusuhwaty disway bisa menggerakkan roda bisnis, roda usaha di cikeusik dan di prambanan. bahkan antar rusuhwan rusuhwaty saja sudah ada perputaran uang. dari gimmick give away bpk rusuhwan kuswandi. untuk reuni di prambanan. pastilah petani durian, peternak ikan wang bu liao. akan berbunga2. dagangannya diborong founder disway. mudah2an dengan adanya faham "diswaynomics". semua rusuhwan rusuhwaty bisa berkumpul di prambanan. dan semua usahawan usahawaty laris manis dagangannya.
Leong Putu
Nomor 1, kutukan atau mental? Ducati Cup segera berakhir, seri pamungkas di sirkuit Ricardo Tormo akan menjadi saksi. Akankan ada juara baru atau Pecco akan berhasil mempertahankan mahkota juaranya? Khusus untuk Pecco, ini akan menjadi sejarah hebat baginya. Akankah kutukan nomor 1 juga menimpanya? Mengingat selepas jadi jawara tahun lalu, ia memutuskan memakai nomor keramat, nomor 1. Perlu diingat kembali, sudah 25 tahun setelah era the Dominator(1998), tidak ada satu pun jawara bertahan yang mengenakan nomor 1, sanggup mempertahannkan gelarnya. Sebut saja, Niccky Hayden, Stoner, Lorenzo yang langsung ‘gatot” begitu memakai nomor 1. Pecco? Awal musim 2023 keraguan sempat muncul, setelah jawara di Portugal namun saat di Argentina hanya bercokol di peringkat 16. Malah DNF di seri selanjutnya. Apalagi saat kecelakan Horor di Catalunya, Habis sudah, pikir saya. Kutukan nomor 1 berlaku: “gumam saya dalam hat”i. Di seri selanjutnya Pecco tetap bisa tampil dan mendulang poin. Namun balapan terakhir nyata bicara soal mental. Martin yang di sprin race berhasil memangkas jarak hanya tinggal 7 poin saja. Harus gigit helm di race utama, karna hanya mampu finis 10. Sementara sang nomor 1 berhasil finis ke 2. Jarak kedua pembalap kini 21 poin. Apapun bisa terjadi dg 37 poin maksimal yg tersedia.Mari kita nantikan seri pamungkas di sirkuit Ricardo Tormo 26 Nov mendatang. Apakah Kutukan nomor satu berakhir ataukah ada jawara baru. Saksikan terus Ducati Cup. Kutukan atau mental?
Handoko Luwanto
Sekilas awalnya sy kira Pak Lurah Cholid ini ahli Programmable Logic Controller (PLC), yaitu sebuah alat yang bisa diprogram untuk mengontrol suatu mesin :-).
yea aina
Pak Lurah Cholid (PLC) yang lulusan Kesehatan Masyarakat, menerapkan disiplin ilmuya untuk memimpin warga sekelurahan. Dari mulai penanganan sampah, hingga masalah nyamuk nakal pembawa virus. Cawe-cawe menjaga kesehatan warga selalu baik, dengan sepenuh pikiran dan hati PLC. Beda dengan masyarakat hutan, hanya ada hewan dan tanaman, jarang ada orang, kalaupun ada mungkin orang utan saja. Lurah hutan LH), mungkin akan berpikir ingin jadi raja hutan selamanya, setidaknya bisa turun temurun mewariskan kepada anak dan cucu. Selalu menjaga kelanggengan kekuasaan, pun caranya harus cawe-cawe. Karena hanya berlaku hukum hutan: yang berkuasa bisa semau-maunya merubah dan mengganti aturan main di hutan.
Lagarenze 1301
Waktu masih kuliah dulu dan tinggal di rumah kos, ada tetangga kamar yang hidupnya sangat jorok. Di dalam kamarnya berserakan berbagai barang. Hobinya menumpuk sampah. Belakangan kami tahu, si teman tadi menderita gangguan kesehatan mental yang masuk kategori OCD, Obsessive Compulsive Disorder. Kalau tidak salah, cmiiw, nama gangguan mentalnya Hoarding Disorder. Banyak orang yang sebenarnya mengalami Hoarding Disorder tapi tidak menyadari. Dengan skala yang berbeda. Gangguan mental yang serupa tapi tak sama juga diderita banyak orang lainnya. Mereka yang suka menumpuk sesuatu. Menumpuk dosa. Pejabat kita ada pula yang seperti itu. Mereka suka menumpuk sesuatu. Menumpuk duit haram. Pemimpin pun sama saja kalau sudah merasa enaknya jadi penguasa, lalu menumpuk sesuatu. Menumpuk kekuasaan. Menghalalkan segala cara untuk memenuhi ambisi politik, itu juga menumpuk sesuatu. Menumpuk hujatan. Opss, ini komen tentang sampah.
Leong Putu
Cara mebakar sampah yang efektif adalah dengan menggunakan api. Dan jangan disiram sebelum sampahnya habis. Manun jangan pakai sembarang api, apalagi pakai api cemburu. Bisa habis ente.
Lagarenze 1301
Santai sejenak. Ada-ada saja cara melarang orang buang sampah sembarangan. Pengumuman di lokasi pembuangan kadang menggunakan kalimat sadis, kadang lucu. 1. Dilarang Buang Sampah Di Sini, Kemarin Ada yang Kesurupan. 2. Mantan Boleh Berserakan, Sampah Jangan. 3. Semoga yang Nyampah Segera Jomblo, Biar Tau Rasanya Dibuang Sembarangan. 4. SD 6 Tahun, SMP 3 Tahun, SMA 3 Tahun, Kuliah 5 Tahun, Masih Buang Sampah Sembarangan, 17 Tahun Sekolah Ngapain Aja. 5. Jagalah Kebersihan Seperti Kamu Menjaga Perasaanku Dulu. 6. Semoga yang Buang Sampah di Sini Stroke Berkepanjangan. 7. Siksa Dunia bagi Orang yang Buang Sampah Sembarangan: - Melarat 7 Turunan. - Tidak Punya Keturunan. - Mencret Seumur Hidup. - Diamuk massa. 8. Buang Sampah di Sini Jomblo Seumur Hidup, Membaca Berarti Doa. 9. Dilarang Buang Sampah di Sini, Buang Duit Boleh. 10. Buang Sampah di Sini Nyawa Taruhannya.
Wilwa
Yang saya ingat dalam kasus vaksin covid tempo lalu adalah yang menyebarkan ketakutan dan hoax atas vaksin covid adalah “agamawan” garis keras dan simpatisan mereka di Amerika dan di seluruh dunia. Dan jangan salah, sebagian “scientist” ada juga yang merupakan simpatisannya. Sampai kini di beberapa States di Amerika, teori evolusi dilarang diajarkan di sekolah karena bertentangan dengan IMAN kalangan agamawan konservatif di sana terutama mengenai creation/penciptaan. Karena teori evolusi terkini yang dikaitkan dengan penemuan DNA oleh James Watson dkk merupakan “gempa sejuta skala richter” bagi teori penciptaan/creation/genesis. Lebih mengguncang daripada teori evolusi Darwin yang kala itu belum ditemukan DNA yang menyimpan jutaan kode genetik. Yang tak hanya menguatkan Teori Evolusi Darwin dan Mendell tapi juga melahirkan teori yang jauh lebih revolusioner bahwa kita tak hanya bersaudara dengan primata atau mamalia tapi juga dengan semua makhluk hidup di bumi ini.
Agus Suryonegoro III
PROGRAM penyebaran nyamuk berbakteri Wolbachia, selain dikritik mantan Menkes Siti Fadillah, ternyata juga dikritik Prof Richard Claproth, seorang peneliti senior Katanya, anak-anak akan bisa terkena filariasis atau kaki gajah. Risiko lainnya adalah juga bisa terkena micro hidro sefalus. Karena yang berpendapat para ahli. Dan sudah disebarkan ke publik. Menurut saya, pemerintah harus menyikapinya. Baik dengan penjelasan ilmiah terkait kritik itu, jika sudah ada penelitian yang bisa menjelaskan. Atau menundanya. Du berita yang beredar, pemda Bali sudah menundanya. ### Sebagai orang awam, masyarakat perlu penjelasan ahli, dan juga perlindungan dari efek samping program. Syukur jika sebenarnya kritik itu salah.