JAKARTA, DISWAY.ID-- Jumlah keluarga berisiko stunting di Indonesia menurun sebesar 1,7 juta keluarga pada periode semester I hingga semester II tahun 2023.
Sedangkan jumlah entitas keluarga yang tercatat di seluruh Indonesia tahun ini sebanyak 72,5 juta keluarga.
BACA JUGA:BKKBN Dorong Kolaborasi Masyarakat Turunkan Stunting
Hasil Pemutakhiran Pendataan Keluarga tahun 2023 (Pemutakhiran PK-23) yang digelar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) selama semester I-2023 juga menunjukkan terdapat 13,1 juta keluarga berisiko stunting.
Namun pada semester II-2023, jumlah tersebut turun 1.7 juta, menjadi 11.3 juta keluarga berisiko stunting.
Hal tersebut dikatakan Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi (Adpin) BKKBN, Drs. Sukaryo Teguh Santoso M.Pd, Senin 27 November 2023, di Jakarta.
Teguh mengatakan pada 1 hingga 31 Juli 2023, BKKBN kembali memutakhirkan data keluarga di Indonesia untuk menghasilkan data terbaru.
Data tersebut digunakan sebagai dukungan terhadap berbagai program pembangunan. Di dalamnya termasuk program-program yang dikembangkan BKKBN hingga kementerian/lembaga terkait.
Dari pemutakhiran tersebut tercatat 72.5 juta keluarga terdata, berbasis "by name by address", meliputi data Indikator Demografi, Keluarga Berencana (KB) hingga Pembangunan Keluarga.
Menurut Teguh, pada 1 September 2023 hingga 31 Oktober 2023, BKKBN melaksanakan verifikasi dan validasi data keluarga berisiko stunting.
BACA JUGA:BKKBN Berbagi Tips Keberhasilan Program KB di Kancah Internasional
Jumlah keluarga berisiko stunting semester I-2023 sebanyak 13.1 juta dan semester II-2023 berjumlah 11.3 juta keluarga.
Keluarga berisiko stunting didefinisikan sebagai keluarga yang memiliki satu atau lebih faktor risiko stunting.
Mereka yang memiliki risiko stunting dalam keluarga adalah anak remaja putri, calon pengantin, dan ibu hamil. Termasuk juga anak usia 0 hingga 23 bulan yang berasal dari keluarga miskin.