BKKBN Sebut Jumlah Keluarga Berisiko Stunting 2023 Turun Signifikan

Senin 27-11-2023,19:25 WIB
Reporter : M. Ichsan
Editor : M. Ichsan

Adapun faktor risiko stunting pada keluarga antara lain disebabkan  pendidikan orang tua rendah, sanitasi lingkungan  buruk, dan ketersediaan air minum yang tidak layak dalam keluarga.

“Pendataan keluarga dan pemutakhirannya memuat data by name by address yang dilengkapi dengan informasi karakteristik sosial ekonomi,” lanjut Teguh.

BACA JUGA:Antusias Tinggi, 35.974 Orang Lamar ASN di BKKBN

“Koordinasi dengan Kemenko PMK (Pembangunan Manusia dan Kebudayaan) pun  dilakukan berupa pemeringkatan tingkat kesejahteraan sosial-ekonomi dari desil 1 sampai desil 10. Di sisi lain, Pemutakhiran PK-23 juga dapat memberikan informasi peta keluarga berisiko stunting,” jelasnya.

“Persoalan kemiskinan ekstrem dan stunting tentunya saling berkaitan. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat  merupakan salah satu kementerian yang telah memanfaatkan data Pendataan Keluarga untuk melakukan intervensi terhadap kemiskinan ekstrim dan stunting terintegrasi,” paparnya. 

Data-data hasil Pemutakhiran PK-23, menurut Teguh, akan disebarluaskan BKKBN pada Selasa 28 November 2023 dalam sebuah acara,   sekaligus dirangkai dengan pembentukan Forum Data Keluarga Nasional.

BACA JUGA:Kolaborasi BKKBN dan TNI AL, Gelar Praktik Baik Ketahanan Pangan Potensi Maritim Untuk Percepatan Penurunan Stunting

“Diseminasi hasil Pemutakhiran Data Keluarga tahun 2023 akan dilaksanakan besok. Acara diseminasi ini sekaligus pembentukan Forum Data Keluarga Nasional,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Pelaporan dan Statistik BKKBN, Lina Widyastuti, dalam keterangan terpisah di kantor BKKBN Pusat.

Menurut Lina, penyelengaraan Satu Data Keluarga di BKKBN adalah upaya menuju Satu Data Indonesia yang akurat, mutakhir, terpadu, dapat dipertanggungjawabkan, mudah diakses, dan dibagipakaikan, serta dikelola secara seksama, terintegrasi, dan berkelanjutan.

Kategori :