Ekonomi Tak Stabil, Risiko Keamanan Melonjak: Pakar Beri Peringatan
Indonesia menghadapi tantangan serius akibat maraknya misinformasi dan disinformasi. Sebanyak 86% perusahaan dilaporkan menjadi target kampanye semacam itu dalam satu tahun terakhir — tingkat tertinggi kedua di kawasan Asia Pasifik. -Istimewa-
JAKARTA, DISWAY.ID-- Ketidakstabilan ekonomi muncul sebagai isu keamanan paling mendesak di Indonesia.
Sebanyak 71% pimpinan keamanan di Indonesia yang disurvei menyatakan bahwa hal ini merupakan ancaman utama yang paling berpotensi memengaruhi keamanan pada tahun mendatang, persentase tertinggi di dunia.
BACA JUGA:BPBD Ungkap 12 Wilayah DKI Jakarta Berpotensi Dilanda Banjir Rob 18-26 November 2025
BACA JUGA:Sabar/Reza Melaju ke Babak 16 Besar Australian Open 2025 Usai Tumbangkan Wakil Jepang
Kampanye misinformasi dan keresahan publik memicu ketegangan, dengan 62% responden melaporkan peningkatan signifikan terhadap ancaman kekerasan terhadap pimpinan perusahaan dalam dua tahun terakhir jauh di atas rata-rata Asia Pasifik yang mencapai 46%.
Temuan ini menyoroti bagaimana gejolak ekonomi dan sosial saling berinteraksi dan menciptakan lingkungan berisiko tinggi bagi para pemimpin perusahaan.
Sebagai respons, berbagai organisasi memperkuat langkah-langkah perlindungan, komunikasi krisis, dan perencanaan keamanan guna menjaga keselamatan karyawan serta reputasi perusahaan.
Laporan ini merupakan bagian dari World Security Report yang diinisiasi oleh Allied Universal®, penyedia layanan keamanan dan fasilitas terkemuka di dunia, bersama dengan bisnis internasionalnya, G4S.
BACA JUGA:Indonesia Luncurkan Peta Jalan dan Panduan Aksi Ekosistem Karbon Biru di COP 30 Brazil
BACA JUGA:9 Alasan Menag Nasaruddin Umar Nakhoda Ideal PBNU Mendatang
Secara global, laporan ini melibatkan 2.352 Chief Security Officer (CSO) atau individu dengan posisi setara yang bekerja di perusahaan menengah hingga besar di 31 negara, dengan total pendapatan tahunan gabungan lebih dari 25 triliun dolar AS.
Di Indonesia, sebanyak 58 CSO menjadi responden dalam survei ini, yang merupakan bagian dari 464 CSO yang disurvei di seluruh kawasan Asia Pasifik.
“Kami melihat peningkatan signifikan terhadap risiko yang dihadapi para pemimpin perusahaan, yang sebagian besar dipicu oleh ketidakstabilan ekonomi yang berkepanjangan,” ujar Achmad Kosasih, Managing Director G4S Indonesia.
“Ketidakpastian ini telah menciptakan kondisi di mana kampanye misinformasi dan disinformasi berkembang pesat, sering kali menjadi pemicu utama bagi pihak-pihak yang menargetkan dunia usaha di Indonesia,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
