bannerdiswayaward

Ekonomi Tak Stabil, Risiko Keamanan Melonjak: Pakar Beri Peringatan

Ekonomi Tak Stabil, Risiko Keamanan Melonjak: Pakar Beri Peringatan

Indonesia menghadapi tantangan serius akibat maraknya misinformasi dan disinformasi. Sebanyak 86% perusahaan dilaporkan menjadi target kampanye semacam itu dalam satu tahun terakhir — tingkat tertinggi kedua di kawasan Asia Pasifik. -Istimewa-

Selain itu, 93% responden sepakat bahwa keamanan fisik seharusnya memiliki prioritas strategis yang lebih tinggi dalam bisnis,  tingkat tertinggi kedua secara global (rata-rata Asia Pasifik 84%).

Pergeseran strategis ini juga mencerminkan meningkatnya tuntutan terhadap peran personel keamanan.

Sebanyak 97% pimpinan keamanan menyatakan bahwa tuntutan terhadap profesional garis depan kini lebih besar dibanding lima tahun lalu — tingkat tertinggi bersama di dunia (rata-rata Asia Pasifik 84%).

Sementara itu, 95% meyakini bahwa peran manusia akan tetap menjadi bagian penting dalam menjaga keamanan organisasi, tingkat tertinggi kedua di kawasan ini (rata-rata Asia Pasifik 89%).

Sanjay Verma, Presiden G4S - Asia dan Timur Tengah, mengatakan, “Kawasan Asia Pasifik terus menghadapi dinamika makro yang kompleks dan terus berubah, dipengaruhi oleh sejumlah faktor utama. 

BACA JUGA:Kumpulan Kode Redeem FC Mobile Terbaru Hari Ini 19 November 2025, Koleksi Rewards Gratis!

BACA JUGA:PMJ Tunda Pemeriksaan ABH Ledakan SMAN 72, Ungkit Kondisi Medisnya

“Meningkatnya ketegangan geopolitik , perubahan ekonomi yang berkelanjutan, serta percepatan transformasi digital secara bersama-sama membentuk ulang lanskap keamanan bagi dunia bisnis,” ujarnya.

“World Security Report menunjukkan bahwa ketidakstabilan ekonomi menjadi sumber kekhawatiran yang meluas di seluruh kawasan, dengan Asia Pasifik mencatat tingkat kekhawatiran tertinggi secara global,” tuturnya.

Sanjay Verma pun mengtakan, kKondisi ini berpotensi memicu peningkatan risiko kejahatan bermotif finansial serta ancaman internal yang didorong oleh tekanan ekonomi.”

Pendekatan multi-dimensi sangat penting untuk menghadapi tantangan ini. Pertama, perusahaan perlu beradaptasi dengan kecepatan dan kompleksitas ancaman yang terus berkembang, khususnya yang didorong oleh teknologi digital. 

Investasi dalam teknologi keamanan canggih, terutama solusi berbasis kecerdasan buatan (AI), kini bukan lagi pilihan, melainkan sebuah keharusan. 

BACA JUGA:Tren Kinerja Melesat dan KUB masuk Tahap Akhir, Wagub Banten Ajak Pemda Perkuat Bank Banten

BACA JUGA:Timur Kapadze Tiba di Indonesia Pekan Ini, Dua Isyarat Bakal Latih Timnas? Effendi Gazali: Dia Ingin Sholat di Masjid Istiqlal

Kedua, menarik, melatih, dan mempertahankan tenaga kerja keamanan yang kompeten menjadi faktor krusial. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Close Ads