bannerdiswayaward

Ekonomi Tak Stabil, Risiko Keamanan Melonjak: Pakar Beri Peringatan

Ekonomi Tak Stabil, Risiko Keamanan Melonjak: Pakar Beri Peringatan

Indonesia menghadapi tantangan serius akibat maraknya misinformasi dan disinformasi. Sebanyak 86% perusahaan dilaporkan menjadi target kampanye semacam itu dalam satu tahun terakhir — tingkat tertinggi kedua di kawasan Asia Pasifik. -Istimewa-

BACA JUGA:Prabowo Resmikan RS Kardiologi di Solo, Simbol Persahabatan Indonesia dan Uni Emirates Arab

BACA JUGA:AHY Pastikan Infrastruktur Nataru Siap, Kapal Roro dan Kereta Barang Dioptimalkan

Sebanyak 71% perusahaan telah meningkatkan prosedur keamanan mereka (dibandingkan dengan rata-rata Asia Pasifik sebesar 52%), sementara 60% menyediakan personel pengamanan dekat bagi para pemimpin perusahaan (rata-rata Asia Pasifik 40%) keduanya merupakan tingkat tertinggi kedua di dunia.

Selain itu, perusahaan-perusahaan di Indonesia juga menempati posisi teratas di tingkat regional dan global dalam penerapan langkah-langkah perlindungan eksekutif lainnya. 

Sebanyak 59% perusahaan melakukan pemantauan ancaman daring (rata-rata Asia Pasifik 49%), dan 55% menyediakan perlengkapan pelindung pribadi bagi para pemimpin, seperti kendaraan berpengaman (rata-rata Asia Pasifik 37%) menjadikannya tingkat tertinggi di kawasan ini dan tertinggi ketiga secara global.

Memperkuat sumber daya keamanan

Para pimpinan keamanan di Indonesia menunjukkan kesiapan kuat untuk meningkatkan investasi, baik dalam sumber daya manusia maupun teknologi. 

BACA JUGA:Kalah Cepat dari Damkar, Polri Ubah Layanan Aduan SPKT jadi Pamapta

BACA JUGA:Erick Thohir dan BPKP Sepakat Perkuat Pengawasan Transformasi Olahraga Nasional

Sebanyak 71% memperkirakan anggaran keamanan fisik akan meningkat dalam satu tahun ke depan tingkat tertinggi di kawasan Asia Pasifik. 

Terdapat pula fokus besar terhadap penerapan teknologi mutakhir, dengan 60% berencana berinvestasi dalam sistem deteksi intrusi  berbasis AI (rata-rata global 44%) 

Dan 55% dalam teknologi kontrol akses biometrik (rata-rata global 40%) dalam dua tahun mendatang, menempatkan Indonesia di antara pemimpin global dalam adopsi teknologi keamanan.

Komitmen tersebut tercermin dalam prioritas strategis mereka.Sebanyak 53% pimpinan keamanan menjadikan peningkatan kemampuan deteksi ancaman untuk mencegah insiden sebagai prioritas utama.

BACA JUGA:Pegawai Kemenimipas Kena Jambret di Sawah Besar, iPhone 16 Plus Raib!

BACA JUGA:SELAMAT! Kamu Berhasil Dikirim Saldo DANA Gratis Rp273.000 ke Dompet Digital Khusus Siang Ini 19 November 2025

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Close Ads